NYALANYALI.COM, Perjalanan – Tak jauh dari lokasi gereja gereja St. Servaas yang bergaya Romawi di Maastricht, Belanda, itu berdiri bangunan megah bekas kediaman Gubenur Spanyol. Arsitekturnya amat indah,bergaya reneisans. Di dalamnya bisa dilihat berbagai perabotan dari Kristal, keramik,dan perak dari abad ke-17 dan ke-18. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan. Tak heran bila tiketnya pun lumayan mahal.
Bangunan lain yang tak kalah menariknya adalah Balaikota dengan kamar-kamarnya yang indah yang dibangun pada 1659-1665. Gedung ini diperbaharui pada abad ke-17 oleh Pieter Post, arsitek paling popular di masa itu. Selain memiliki interior yang menarik, balai kota ini juga memiliki 49 bel yang selalu dibunyikan tiap Sabtu.

Setelah putar-putar di pusat kota, saatnya kami mengunjungi kincir angin Gronsveld. Uniknya, hingga saat ini kincir ini masih digunakan untuk menggiling gandum.Para pengunjung dapat melihat atraksi penggilingan tradisional ini pada tiap Sabtu pertama setiap bulan. Sayangnya saya datang di hari Minggu. Benar-benar meleset dari prakiraan. Jadi hanya bisa mengambil gambar dan bergaya-gaya di depannya saja. Apa boleh buat.
BACA:
Jalan-jalan ke Maastricht, Belanda (01): The Lovely City
Tapi satu yang tak boleh terlewatkan adalah Helpoort atau Gerbang hel yang merupakan sisa dari tembok kota lama yang dibangun pada 1229 untuk mempertahankan kota dari serangan musuh. Inilah satu-satunya gerbang tertua yang masih tersisa di Maastricht.
Selain peninggalan-peninggalan bersejarah di atas, kota ini juga memiliki beberapa bangunan baru yang tak kalah megah dan indahnya. Salah satunya adalah Bonnefanten Museum, bangunan karya arsitek Italia Aldo Rossi ini menyimpan koleksi arkeologi, koleksi kesenian dari zaman pertengahan, serta koleksi seni kontemporer.

Di bagian selatan kota (randwyck) dibangun pusat perdagangan baru dengan ruang-ruang pameran, pusat konfrensi, gedung perkantoran, rumah sakit, akademi, dan gedung-gedung pemerintahan daerah. Di tempat ini pula terdapat lokasi pusat keramik.Bagian kota ini merupakan yang paling unik, karena terdapat tempat tinggal,perkantoran, toko, taman, dan museum.
Setelah kaki lelah berjalan berjam-jam, kami akhirnya memutuskan untuk istirahat sejenak sambil mengisi perut. Pilihan paling tepat di musim panas seperti ini adalah Vrijthof, pusat kota yang jadi jantung kehidupan Maastricht. Pengunjung dapat santai sambil menikmati berbagai hidangan yang ditawarkan kedai-kedai kopi, resto siap saji, ataupun restoran bertaraf internasional yang ada. Mulai dari menu ala Prancis, Belanda, Italia, atau masakan Cina.

Asyiknya lagi, di Vrijthof tak hanya perut yang termanjakan,mata pun ikut segar memandang sekelilingnya. Selain terdapat begitu banyak toko dan butik, banyak juga atraksi kesenian yang digelar.Mulai dari musik,lukis, teater,bahkan pantomim, tersedia di hadapan mata. Belum lagi lalu lalang manusia dengan berbagai gaya. Pendeknya, ini tempat yang paling sip, untuk cuci mata sekaligus isi perut.

Seharian mengitari Maastricht rasanya belum cukup, masih banyak obyek wisata yang ingin kami nikmati.Namun hari sudah semakin sore,lampu-lampu mulai dinyalakan, sementara udara kian sejuk.
Kafe-kafe di sepanjang Vrijthof makin ramai didatangi pengunjung,dengan dihibur beberapa pemusik jalanan yang memainkan lagu-lagu romantis.Sambil menikmati secangkir teh hangat dan wafel cokelat, saya pun telah melewatkan saat-saat indah di Maastricht.
BACA:
Jalan-jalan ke Raja Ampat
Jalan-jalan ke Los Angeles
Jalan-jalan ke Batu Cave, Malaysia