NYALANYALI.COM, Film – Menarik pula memperhatikan sisi psikologis karakter yang dimunculkan dalam film perang. Misalkan, Hitler yang marah-marah melulu, di ambang kejatuhannya, hingga menjadi lelaki tua yang tangannya selalu gemetar saat pasrah di ujung kejayaannya. Downfall (Der Untergang), film garapan Oliver Hirschbiegel ini mengulik kegamangan pribadi Hitler (Bruno Ganz).
Begitu pula, John Rambo (Sylvester Stallone) yang gelisah dan tanpa harapan kembali ke negerinya dari Perang Vietnam. Film Fisrt Blood (1982) ini mampu menampilkan sisi lain dari Rambo dengan menarik dibandingkan film-film sekuel Rambo berikutnya. Dalam First Blood, meskipun Rambo pulang sebagai pahlawan, tapi ia tak mendapat tempat bahkan dicurigai masyarakat, khususnya sherif kota itu.
Jangan bandingkan dengan film American Soldiers (dengan embel-embel “in Iraq”), yang terkesan pokoknya tentara AS menang. Sebagai film propaganda pun tak sebaik film Janur Kuning, Bandung Lautan Api, atau Enam Jam Di Jogja. Propaganda “asal menang” itu pula yang melatarbelakangi film-film perang Chuck Norris beberapa tahun silam, bahkan menjadi sekuel seperti Missing in Action.
Resepnya yang muncul, perang seru plus tembakan seramai mungkin. Film perang yang baik, tentu memicu kesadaran untuk tak ingin berperang. Peace!