Pencak Silat Betawi tentang Kwee Tang Kiam dan Bil Ali

NYALANYALI.COM – Pencak silat atau silat (berkelahi menggunakan pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. Namun ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan.

Penyebaran silat di Nusantara tercatat seiring penyebaran agama Islam pada abad ke-14.  Kala itu, silat telah diajarkan bersama pelajaran agama di surau-surau, lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.

Di Betawi terkenal gudangnya pendekar silat (Jawara). Legenda si Pitung jago silat dari Marunda melekat di hati masyarakat Betawi. Sejarah persilatan di Betawi adalah perkampungan Kwitang, berasal dari seorang pedagang Tiongkok, Kwe Tang Kiam terkenal karena ilmu silatnya.

Silat yang diajarkan menggunakan jurus ampuh mirip aliran Shaolin, memadukan unsur tenaga, kekuatan fisik dan kecepatan. Hal ini sangat berbeda dengan silat Betawi yang lebih menonjolkan ilmu kebatinan. Kwe Tang Kiam mengakui kehebatan ilmu silat Betawi setelah mencoba kebolehan jawara Betawi bernama Bil Ali. Ilmu silat Bil Ali berhasil menundukkan Kwe Tang Kiam.

Hingga akhir hayatnya Kwe Tang Kiam menetap di kampung ini dan memeluk agama Islam. Banyak warga Betawi berminat belajar silat disini. Tempat ini kemudian menjadi kampung Kwitang, sekarang masuk dalam wilayah Jakarta Pusat. Disinilah cikal bakal perguruan silat pertama di Jakarta.

MURDIYATNO

Bagikan :

Advertisement