NYALANYALI.COM, Legenda – Di atas nisan putihmu, bermekaran bunga-bunga putih kehidupan
Oh, berapa tahun hilang tanpamu-berapa tahun?
Di atas nian putihmu,
Tertutup kini untuk selamanya, sesuatu yang tampak terbit :
Kematian yang tak dapat dijelaskan
Diatas nisan putihmu,
Ibu, cintaku yang tanpa akhir.
Puisi Makam Putih itu, ditulis Karol Wojtyla ketika berusia 19 tahun. Saat ibunya meninggal Karol sangat kehilangan. Rasa kehilangan itu mengantarkannya untuk berdoa pada Bunda Maria. Setiap hari ia tak pernah melupakan doa. Dan, ia selalu merasa terhibur dan kuat menjalani hidup setelah berdoa pada Maria. Pengalaman ini membentuk kehidupan spiritual Karol yang begitu kuat dalam devosi kepada Maria.
BACA:
Paus Yohanes Paulus II (01): Dia Bernama Karol Josef Wojtyla
Paus Yohanes Paulus II (02): Musafir dari Wadowice
Paus Yohanes Paulus II (03): Sampai Napas Terakhir Sabtu Malam Itu
Penderitaan yang dialaminya mulai dari kematian sang ibu, Edmund, dan terakhir ayahnya, serta penderitaannya selama pendudukan Nazi mematangkan dirinya. Ia menerima semuanya itu sebagai kehendak Tuhan. Hal ini membuat ia pun gampang memaafkan dan mencintai sesamanya. Mehmet Ali Agca adalah orang yang merasakan kelembutan hati Sang Paus.
Agca yang melakukan percobaan pembunuhan padanya 13 Mei 1981, tersentak ketika dari rumah sakit Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa ia mengampuni penembaknya. Setelah itu pada 27 Desember 1983, Paus mengunjungi Agca di penjara. Mereka berbicara berdua saja.
“Apa yang kami bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percaya sepenuhnya,” katanya setelah pertemuan seperti yang ditulis www.wikipedia.org.
CHRISTO KOROHAMA
dari berbagai sumber