NYALANYALI.COM, Legenda – Rakyat Polandia tengah bersukaria. Pasukan Polandia pimpinan Marsekal Josef Pilsudski berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet hari Selasa 18 Mei 1920. Di hari yang dikenang sebagai Hari Mujizat Polandia itu, tangis pertama seorang bayi laki-laki terdengar dari sebuah apertemen kecil Jl. Koscielna ( Gereja ) No.7 Wadowice, sebuah kota kecil di selatan Polandia.
Tangis bayi itu diikuti senyum gembira pasangan Karol Wojtyla, seorang purnawirawan tentara berpangkat letnan dan Emiliana Kaczorowska seorang guru keturunan Lithuania. Di Wadowice, Karol Wojtyla biasa di sapa Pak Letnan. Bayi lelaki itu dinamai Karol Josef Wojtyla. Karol diambil dari namanya, sedangkan Josef diberikan untuk mengenang Marsekal Josef Pildsuski.
BACA:
Paus Yohanes Paulus II: Dia Bernama Karol Josef Wojtyla
Karol Jr yang biasa dipanggil Lolek adalah anak ketiga pasangan Karol dan Emilia. Si Sulung Edmund telah berumur 14 tahun saat Lolek lahir, sedangkan yang kedua Olga meninggal pada tahun1914 saat usianya belum genap setahun. Lolek sangat disayangi oleh ibunya.
Kasih sayang ibu sebenarnya tak utuh diterima Lolek, karena ibunya sering sakit dan lebih banyak tergolek di tempat tidur. Siang 13 April 1929, seperti biasa sepulang sekolah Lolek langsung ke rumah. Ketika tiba di halaman rumah ia disambut oleh gurunya, Zofia Bernhardt, dengan sebuah berita,”Ibumu meninggal dunia.” Berita itu membuat Lolek sangat terpukul. Ia hanya bisa berdoa dan berpasrah pada kehendak Tuhan
Kematian sang ibu mempererat hubungan antara Pak Letnan, Edmund dan Lolek. Ayahnya kadang mengajak Lolek bermain bola bersama. Saat Edmund lulus, Lolek dan ayahnya pergi ke Krakow untuk menghadiri wisuda Edmund. Tak lama setelah Edmund bertugas sebagai dokter, Lolek dan ayahnya dikejutkan lagi oleh berita duka. Edmund meninggal karena terjangkit demam dari pasiennya. Meski kecewa, Lolek masih bisa berujar, ”Ini kehendak Tuhan.”
Lolek melanjutkan studinya di Universitas Jagellonian. Pak Letnan ikut bersama dengannya ke Krakow. Mereka tinggal di lantai bawah rumah saudara ibunya. Lolek mengisi waktu senggangnya dengan bermain teater dan sepak bola. Tak jarang ia menghabiskan waktu dengan berdiskusi bersama teman-temannya.
CHRISTO KOROHAMA
dari berbagai sumber
Bersambung: Paus Yohanes Paulus II (03): Sampai Napas Terakhir Sabtu Malam Itu