Jalan-jalan ke Johor Bahru (02): Takjub Di Kuil Kaca Arumilgu

NYALANYALI.COM, Perjalanan – Selepas makan siang tujuan selanjutnya adalahChinese Heritage Museum. Sesuai Namanya disini terpampang koleksi yang berkaitan dengan budaya Tionghoa. Bangunan yangi telah berdiri sejak 1948 ini, baru resmi dijadikan museum pada 2009. Selain bersih, museum ini juga ditata dengan gaya minimalis. Yang menarik, disini penerangannya menggunakan sensor, sehingga lampu baru menyala saat pengunjung mendekat.

Ada lumayan banyak koleksi yang ditampikan, salah satunya koper milik imigran China saat ia pertama kali menginjakkan kaki di Johor. Di dinding terpampang iklan-iklan unik dari masa lampau. Ada juga satu set alat akupuntur. Semua ditata dengan lengkap dengan keterangannya, dan disusun sangat rapi. Setelah istirahat sejenak, sorenya saya mengunjungi Kuil Kaca Arulmigu Sri Rajakaliamman, sebuah kuil Hindu unik yang dihiasi dengan mosaik kaca menawan. Inilah kuil yang keseluruhan bangunan dalamnya dilapisi kaca. Tidak hanya dinding, tapi lantai, pilar, dan kusen pun tak luput dari lapisan kaca.

Kuil Kaca Arulmigu Sri Rajakaliamman

Masuk ke dalam kuil ini rasanya seperti terperangkap dalam ruang kaca. Namun keindahannya luar biasa, mau berfoto dimanapun hasilnya tetap menawan. Semua kaca yang ada di tempat ini tidak hanya satu warna. Ada putih, merah, biru, kuning, hijau, dan ungu. Konon jumlahnya.  

Untuk masuk ke dalam kuil ini tidak dipungut biaya namun bila ingin mengambil gambar dikenakan 10 ringgit. Tapi harga ini amat sepadan dengan pemandangan unik yang akan Anda dapatkan. Kehadiran beberapa patung dewa melengkapi keindahan kuil ini. Patung mahadev Wisnu, Shiva. Brahma, juga beberapa tokoh spiritual seperti Sai Baba juga dihadirkan disini.  Jadi meskipun seperti terperangkap dalam kuil kaca namun tetap senang rasanya melihat keindahan disekelilingnya.

Dengan berjalan kaki, saya melanjutkan perjalanan ke sebuah kuil yang letaknya tak jauh dari kuil kaca, namanya Arulmigu Sri Balasubramaniar Kovil. Sebuah kuil kecil yang bersih dan cantik. Yang menarik, sore itu ada upacara yang dilaksanakan di depan kuil, semacam pelepasan/selamatan sebuah mobil. Selain disiram dengan air kembang, mobil yang sedang di upacarai tersebut juga didoakan oleh pandita yang ada disana. Sayangnya kami tak bisa mengambil gambar, karena ini acara ritual.

Setelah puas berkeliling kuil mungil ini, saya berniat menghabiskan waktu dengan mencari oleh-oleh. Johor Bahru sebenarnya juga dikenal sebagai surganya wisata belanja. Tak hanya banyak pilihan, tetapi juga jauh lebih murah harganya dibangingkan tempat-tempat lain di Malaysia.

Disini ada banyak tempat wisata belanja dengan kekhasannya masing-masing. Mulai dari yang murah meriah, sampai barang-barang berkelas yang mahal. Salah satunya City Square, mall paling modern yang merupakan pusat fashion tetbaru. Setidaknya terdapat 150 gerai dari berbagai merek.

Ada juga Jusco, pusat perbelanjaan terbesar di Johor Bahru ini juga bisa jadi pilihan untuk berbelanja. Sedangkan The Holiday Plaza yang terletak di Jalan Dato Sulaiman, menyediakan barang – barang elektronik seperti komputer, handphone, dan aneka gadget lainnya dengan harga yang kompetitif.

BACA:
Jalan-jalan ke Johor Bahru (01): Wisata Komplit Semenanjung Melayu

Yang agak unik adalah Plaza Angsana, yang menjual barang-barang khas Malaysia, seperti sarung dan baju kurung. Serunya lagi, disini bisa dilakukan tawar-menawar layaknya dipasar trdisional.

Namun dari semua pilihan itu, saya justru mengincar Night Market Johor Bahru yang dikenal dengan nama Bazar Karat. Di Pasar Malam ini segala jenis barang bisa ditemukan, dari barang kerajinan tangan, fesyen, aksesoris, makanan, sampai elektronik. Bagi saya ini sangat menyenangkan. Apalagi disitu ada juga barang antik dan barang bekas (loak) yang unik-unik.

Malam ini saatnya menikmati Bazar Karat, yang letaknya takjauh dari Grand Paragon Hotel. Saya datang tepat saat pasar malam sudah mulai ramai, dan menemukan seorang seniman jalanan yang membuka lapak lukisan potret dengan pensil. Saya langsung tertarik, tak sampai 20 menit hasil lukisan pinsil pun sudah saya terima.

Di antara begitu banyak lapak yang digelar, saya menemukan juga lapak yang menjual album-album lagu produksi tahun 1950-an sampai 1970-an. Ada juga lapak yang menjual aksesoris serta tas-tas kuno, disinilah saya menghabiskan waktu, dan tentu saja uang ringgit saya.
 
Meski hanya punya waktu semalam di Johor Bahru, cukup sudah bagi saya untuk bisa menikmatinya. Bagi saya kota ini cukup unik, karena banyak hal yang bisa dilakukan. Dari urusan hiburan, wisata sejarah sampai wisata belanja bisa didaparkan sekaligus. Betul-betul komplit.


URRY KARTOPATI

BACA:
Jalan-jalan ke San Francisco
Jalan-jalan ke Bath, Inggris
Jalan-jalan ke Kampong Phluk Kamboja
Jalan-jalan ke Maastricht, Belanda
Jalan-jalan ke Raja Ampat
Jalan-jalan ke Los Angeles
Jalan-jalan ke Batu Cave, Malaysia

Bagikan :

Advertisement