NYALANYALI.COM – Makam ini menjadi saksi bisu kehadiran tentara Nazi di Indonesia. Menimbulkan rasa penasaran mendalam. Siapa yang mendirikan makam Jerman di kaki Gunung Pangrango? Lantas, siapa saja yang dimakamkan di sana?
Hening langsung menyergap ketika saya menjejakkan kaki di situs Makam Jerman, siang itu. Pepohonan besar nan rindang begitu meneduhkan makam yang terletak di Kampung Arca Domas, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari sisi jalan, keberadaan makam tidak terlihat begitu jelas karena lokasinya yang mungkin agak menjorok ke dalam.
Luas areal pemakaman yang diteduhi pohon kamboja itu sekitar 300 meter persegi. Sekeliling makam ditumbuhi tanaman pagar setinggi satu meter. Dekat pintu masuk, berdiri tugu peringatan Deutscher Soldatenfriedhof yang dibangun Kedubes Republik Federal Jerman di Jakarta untuk menghormati prajurit Jerman yang gugur.
Sementara di dekat tugu, delapan batu nisan berbentuk “Eisernes Kreuz”atau salib baja simbol militer Jerman berjajar rapi. Dua makam lainnya berada di undakan paling bawah dan bertuliskan “Unbekannt” atau tidak dikenal.
Monumen setinggi 4 meter di undakan paling atas areal makam diapit oleh patung mungil berupa Ganesha dan Buddha. Di tubuh monumen terukir untaian kalimat berbahasa Jerman, yang artinya berbunyi “Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich 1926”.
Rasa penasaran langsung menyergap. Sebuah makam yang awalnya hanya untuk destinasi bersepeda, kini terbesit keinginan untuk menyambangi masa lampau dan untuk mencari tahu kisah di balik makam. Siapa sebenarnya Emil dan Theodor Helfferich itu? Jasad siapa saja yang dimakamkan?
Pertanyaan-pertanyaan berkeliaran di benak. Sayangnya, tak ada warga sekitar yang melintas di sekitar makam yang dapat ditanyakan siang itu. Mau tidak mau, pertanyaan terpaksa dibawa pulang ke rumah.
Dari beberapa penelurusan, ternyata sejarawan Jerman, Herwig Zahorka pernah menuliskan mengenai keberadaan makam dalam sejumlah artikel. Menurut Zahorka, dahulu ada kakak beradik berkebangsaan Jerman bernama Emil dan Theodor Hellferich membeli tanah di Sukaresmi seluas 900 hektare dan membangun perkebunan teh sekaligus pengelolaannya.
ANDRY T TJITRA – Bogor
Bersambung: Misteri Jejak Tentara Nazi di Bogor (02): Monumen di Tengah Kebun Teh