Jalan-Jalan ke Athena, Yunani (02): Tiga Pulau, Banyak Cerita

NYALANYALI.COM, Perjalanan –  Hari berikutnya saya berlayar dengan kapal pesiar untuk menjelajahi gugusan Pulau Saronica yang tersohor itu. Dibutuhkan waktu sehari untuk mengunjungi tiga pulau  terdekat. Saat menginjak kapal Neptune, awak kapal berkostum khas setempat menyambut di pintu masuk, dan  “klik”, tiap penumpang didaulat untuk berfoto. Kejadian yang selalu dijumpai di setiap daerah wisata. Jadi, bersiaplah untuk melihat wajah Anda terpampang dalam perjalan pulang! 

Berlayar mengunjungi tiga pulau ini sungguh luar biasa. Tak hanya laut biru yang membentang luas, namun pemandangan alam sekelilingnya juga amat indah. Jarang sekali ada kabut yang melintas, sehingga daratan bisa dipandang dengan mata telanjang.

Pulau pertama yang saya kunjungi adalah Aegina, berjarak 15 mil laut ke arah selatan dari daratan Yunani. Inilah pulau terbesar diantara gugusan pulau Saronica. Pantainya berpasir halus, puas rasanya bercengkerama dengan air disini. Di pulau ini terdapat  Kuil Aphea, yang berdiri kokoh pada sebuah bukit yang penuh dengan pepohonan. 

Setelah itu kapal merapat di Pulau Poros. Pulau  berpenduduk sekitar 4.500 jiwa ini memiliki warna dan sejarah yang tak kalah menariknya dari pulau-pulau lain. Kali ini saya gunakan waktu untuk duduk-duduk santai di kedai kopi dekat dermaga, sambil menikmati alunan musik dari seniman jalanan setempat.

Pulau terakhir yang saya singgahi adalah  Hydra. Pulau ini tersembunyi di bawah tonjolan bukit Peloponnese. Hydra adalah sebuah pulau berbukit yang membujur dari utara ke selatan. Rumah-rumah mewah menyembul disana-sini, yang paling menarik, tempat ini bebas dari polusi. Kendaraan bermotor dilarang berkeliaran di sini, hanya ada kereta kuda dan sepeda. Inilah tempat yang selalu dipilih untuk tetirah bagi para artis, intelektual, dan para pengusaha kaya untuk mengasingkan diri dari kebisingan kota besar.. 

Pulau Hydra – Foto Dok Greeka

Kapal kembali ke kota Athena dan merapat ke dermaga menjelang waktu makan malam. Tak terasa sudah hampir seharian saya berlayar. Kecantikan Yunani dan iklimnya yang  yang begitu bersahabat  membuat saya tetap segar meski waktu tidur relatif kurang.

Bicara tentang sejarahnya, semula Athena adalah kota yang megah tetapi kemudian mengalami kemunduran hingga akhirnya hanya menjadi desa kecil dengan puing-puing besar berserakan. Tahun 1834, setelah lepas dari cengkeraman Turki, Athena kembali menjadi ibukota Yunani. Sejak itu kota ini dihuni oleh berbagai macam bangsa, bukan hanya bangsa Romawi dan Turki, disana berdiam juga bangsa Prancis dan Jerman (yang pernah pula menguasai Yunani pada Perang Dunia ke II selama beberapa tahun). 

Penduduk Yunani terkenal ramah tamah. Jika Anda membuka diri, maka akan terasa bahwa keramahan mereka tak dibuat-buat. Orang Yunani  rata-rata menyukai kehidupan sederhana dan amat cinta laut. Meski hidup santai tapi mereka tak pernah kekurangan. “Kalau Anda berada di sini, bertindaklah seperti orang Yunani. Maka Anda akan tahu nikmatnya hidup,” ujar seorang pedagang cindera mata yang sempat saya ajak ngobrol.

Yunani – Foto Dok. Brides

Sebagai bangsa bahari, perkapalan dan pariwisata kini menjadi industri terpenting bagi  negeri asal Iskandar Agung ini. Sejarah telah menorehkan bahwa kemahiran mereka berperang di laut lepas mampu mempertahankan keutuhan negeri ini hingga abad pertengahan. Jaman kerajaan Ottoman, pelaut Yunani selalu berada di garis depan melawan armada Turki. Hingga kini pun mereka tetap  menduduki urutan teratas di dunia pelayaran.

Hidup seseorang tak cukup lama untuk mengenal pesona dari semua keindahan Yunani, begitu bunyi sebuah pepatah Selalu ada hal baru setiap kali Anda mengunjungi negeri ini. Sampai ada yang menyebut di manapun menggali akan menemukan sesuatu yang kuno di Athena, ini. Jadi, siaplah terus berpetualang.

URRY KARTOPATI

BACA JUGA:

Jalan-jalan ke Kairo (02): Jelajah Piramida Bertemu Sphinx Lihat Firaun

Jalan-jalan ke Brugge Belgia

Jalan-jalan ke Khanty Mansiysk Rusia

Bagikan :

Advertisement