NYALANYALI.COM – Teroris atau terorisme atas nama apapun itu tetap saja adalah penjahat atau paham yang menganjurkan kejahatan. Meneror khidmat kemanusiaan. Boleh jadi jubahnya atau isunya disebut-sebut bersumber dari ajaran agama tetapi substansinya jelas bukan.
Agama hadir untuk mengatur perilaku manusia agar bisa hidup secara teratur dan harmonis (rukun), bukan untuk menebar teror. Maka tentu, ada motif-motif lain di balik setiap peristiwa teror yang terjadi. Yang pasti, bukan substansi dari ajaran agama.
Sementara, beragama itu berkaitan dengan substansi (ruh) bukan sebatas pakaian (jasad). Namanya pakaian ya yang dipakai dan tidak melekat dengan diri yang hakiki. Hanya bungkusan luar belaka.
Sama dengan kendaraan, ya hanya sebagai alat transportasi untuk bisa sampai ke tujuan. Demikian pula dengan ucapan atau bisa juga tulisan untuk maksud-maksud tertentu. Bisa saja semua itu dipalsukan atau dibuat-buat. Tapi, perilaku manusia adalah amalan nyata yang dinilai (dunia dan akhirat).
Apakah seseorang itu baik atau buruk? Ya, tentu bisa dilihat dari amal perbuatan alias perangai kesehariannya (dunia). Pun, di kemudian hari, nawaitu dari dalam hati atas segala perbuatan yang telah dikerjakan semasa hidup akan diperiksa secara saksama/detil sedetil-detilnya (akhirat).
Dan, tidak ada satupun dalam ajaran Islam/ayat Alquran yang menyuruh atau menyeru kepada umat manusia untuk menghabisi nyawa orang lain dengan sengaja. Apalagi nyawa orang-orang yang tak berdosa.
Terkecuali, dalam masa perang yang bersifat darurat dan memaksa. Jangankan nyawa manusia, hewan dan tumbuhan saja harus diperhatikan atau dijaga dengan baik.
Baginda Rasulullah SAW (pbuh) sudah mencontohkan sebaik-baiknya perilaku ‘Akhlak Islam atau Akhlakul Karimah (Moral Agung)’ sebagaimana misi utama perutusannya sebagai tauladan bagi ummat manusia.
IHWAN PUTUHENA
Staf pengajar di IAIN Ambon – Ambon, Maluku
BACA:
Jangan Lupakan Masalah HIV/AIDS
Jalan-jalan ke Los Angeles (01): The City of Angels
Reality Show Zaman Now