Jalan-jalan ke Los Angeles (01): The City of Angels

NYALANYALI.COM, Perjalanan – El Pueblo de la Reina de los Ángeles atau “Kota Para Malaikat.” Inilah nama yang di sematkan bagi kota yang mempunyai banyak pegunungan  ini. Los Angeles atau disingkat L.A, ditemukan 4 September 1781 oleh para penjelajah Spanyol sebagai bagian dari Meksiko.

Nama itu diambil sesuai dengan nama sungai yang mengalir di kawasan tersebut. Namun, label Los Angeles baru resmi disandang kota ini pada 4 April 1850, lima bulan sebelum California menjadi negara.

Dengan populasi lebih dari 18 juta jiwa , LA pun dikenal sebagai pusat bisnis, mulai dari perdagangan internasional, hiburan, budaya, media, fashion, ilmu pengetahuan, teknologi, hingga pendidikan. Di sini, berbagai lembaga terkenal di bidang budaya menetap, di tempat ini pula mesin ekonomi Amerika berputar, melalui dunia hiburan. Bahkan menjadi pintu  masuk terbesar bagi para imigran di Amerika Serikat.

Tak salah bila LA disebut sebagai kota hiburan dunia, pioner di bidang penciptaan baik film, televisi, maupun musik. Hingga kini, tidak hanya pelakon film, tapi juga penulis, komposer, seniman, dan pelaku kreatif lainnya berlomba merapat ke kota ini untuk menggantungkan hidupnya.

Bagi dunia olahraga, Los Angeles punya track record yang lumayan, tercatat telah dua kali  kota ini menjadi tuan rumah hajatan akbar Olimpiade (1932 dan 1984). Ada sejumlah sarana olahraga berkelas, termasuk Staples Center, sebuah kompleks olahraga dan hiburan yang sering digunakan untuk  konser akbar dan bergengsi seperti Grammy Award.  Juga pernah menjadi pusat penghormatan terakhir bagi The King of Pop, Michael Jackson. Juga Dolby Theater yang digunakan untuk Academy Awards.

Dan, inilah salah satu kota yang saya singgahi dalam perjalanan darat keliling California Selatan. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Bagaimana tidak, perjalanan saya kali ini benar-benar membutuhkan stamina prima. Dengan waktu singgah hanya dua hari di tiap kota yang dilalui, sungguh cukup menguras tenaga.

Beruntung, akses jalan bebas hambatan di sini amat nyaman dan menjangkau banyak daerah. Sehingga perjalanan tak memmbosankan. Transportasi massal di LA terdiri dari kereta bawah tanah, subway yang melayani daerah barat, serta kereta api untuk keluar kota dengan stasiun pusat-nya Union Station yang berada tepat di jantung kota Los Angeles. Kota seluas 1.302  km persegi ini.

Hollywood

Saya tiba masih pagi, tapi mentari sudah bersinar cerah. Di musim panas seperti ini, udara kota terpadat kedua di Amerika ini tak jauh beda dengan Jakarta. Iklimnya mengacu pada iklim Mediteranian yang cenderung panas dan kering. Boleh dibilang, sinar matahari memancar sepanjang tahun, curah hujan pun tak terlampau tinggi.

Dan, tujuan utama saya menyambangi LA tentu saja untuk melongok tempat-tempat hiburan terbaik di sini, seperti Hollywood. Sebuah distrik yang amat kesohor karena industri  perfilmannya. Tempat ini selalu ramai pengunjung, boleh dikata setiap wisatawan yang berkunjung ke  LA pasti mampir ke sini.

Yang terpopuler dari daerah ini adalah Hollywood Sign, marka tanah yang terletak di Hollywood Hills ini terdiri dari sekumpulan huruf-huruf  karya arsitek Thomas Fisk Goff  setinggi 15 meter berwarna putih. Awalnya struktur ini digunakan sebagai iklan pada 1923, tapi akhirnya menjadi “identitas” bagi Hollywood. Uniknya, landmark   ini tampil mengikuti tanah bukit yang bergelombang. Namun, jika dilihat dari ketinggian tertentu, huruf-huruf tersebut akan terlihat lurus.

Memasuki kawasan Hollywood,  Anda akan melintasi Dolby Theater atau dahulu dikenal dengan nama Kodak Theatre, tempat yang sering digunakan untuk pergelaran anugerah Piala Oscar, kemudian  Grauman’s Chinese Theatre dan  Walk of  Fame, ikon Hollywood  yang selalu jadi incaran setiap wisatawan.

Di sini berderet “cap” telapak tangan dan kaki para tokoh yang dianggap berjasa bagi dunia hiburan Amerika Serikat. Hanya para pelakon papan atas Hollywood yang stempelnya dapat tertera di trotoar ini.

Terus terang saya sempat bingung, akan berfoto di dekat telapak tangan siapa ya? Akhirnya saya putuskan untuk bergaya dengan telapak tangan bintang seksi Marilyn Monroe  yang lokasinya di dekat Grauman’s Chinese Theater.

Sayang, saya hanya punya sedikit waktu untuk menikmati Walk of  Fame. Ingin juga rasanya menyusuri trotoar terpopuler di dunia ini, dan mencari tahu di mana saja para bintang pujaan saya menempelkan telapak tangannya.

URRY KARTOPATI

Bersambung:
Jalan-jalan ke Los Angeles (02): Melancong ke Markas Para Jawara Film

Bagikan :

Advertisement