NYALANYALI.COM, Jakarta – Lebih dari setahun, penantian keluarga 25 kru kapal MV Nur Allya yang hilang masih belum ada titik terang.
Kapal kargo MV Nur Allya bermuatan nikel itu hilang kontak pada 21 Agustus 2019 dalam pelayarannya dari pelabuhan Sagea Ternate menuju Morosi Sulawesi.
Usaha pencarian yang dilakukan Basarnas belum pernah mendapatkan hasil yang memuskan pertanyaan keluarga yang kehilangan sanak keluarganya ini, bahkan untuk menemukan bangkai maupun korban manusia pun belum terjelaskan .
Saat acara Media Release yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT, terkait laporan final kecelakaan tenggelamnya kapal kargo MV Nur Allya, pada Jumat, 5 februari 2021 di Jakarta, keluarga ABK kapal MV Nur Allya yang hadir melakukan aksi walk out.
Alasan keluarga kru kapal yang hilang meninggalkan ruangan atau walk out itu karena menolak pernyataan kapal tenggelam atas hasil data digital tanpa dikuti pembuktian visual dengan alat robot yang dikengkapi kamera yang dinamai Remotely Operated System atau ROV.
“Sudah berulang kali kami minta pembuktian visual ROV dalam melengkapi data digital yang didapat untuk digunakan dalam pencarian, tapi tidak pernah berhasil dengan alasan ketidakmampuan alat untuk menjangkau,” kata Yoswar, ayah dari salah seorang kru taruna praktek di kapal dalam sesi tanya jawab dengan KNKT.
Menurut Yoswar, data digital yang didapat dalam pencarian kapal sangat lemah dan tidak dapat dibuat sebagai pernyataan kapal tenggelam, kecuali lewat pembuktian visual.
Menurut keluarga kru kapal Nur Allya, setelah aksi walk out tersebut, tetap menolak pernyataan kapal tenggelam dan tetap akan memproses kasus ini kepada pihak-pihak lain yang berkompeten di bidangnya atau melanjutkan ke ranah hukum.