HAMKA, Ulama Sastrawan (01): Jagoan Pasar Padang Panjang

NYALANYALI.COM, Legenda – Malik menantang orang. Ia merasa bak jagoan setelah belajar silat dari Kari Manamin, pamannya. Keluar-masuk pasar Padang Panjang menjajal kedigdayaan dilakukannya. Terkadang, pisau pun dia hunus.

Pernah sekali waktu, temannya berdiri terpaku bak patung, menyaksikan Si Malik berdiri dengan pisau terhunus. Tubuhnya bergelimang warna merah darah segar akibat perkelahian. Tak nampak rasa takut di wajahnya. Ia meninggalkan lawannya yang tergolek tak berdaya. Lelaki itu memang keturunan jawara.

Malik, anak yang bandel. Ayahnya Dr. H.A. Karim Amrullah adalah seorang ulama yang disegani di Sumatera Barat. Nama besar ayahnya membuat para gurunya tidak berani menegur ketika Malik malas ke sekolah. Tak hanya di sekolah umum, di sekolah agama Sumatera Thawalib, Maninjau yang dipimpin ayahnya sendiri pun sikap Malik tak berubah. Ia hadir semaunya, dan duduk di sembarang kelas yang disukainya.

BACA JUGA:
Albert Einstein Sang Jenius: Einstein Juga Manusia

Tak ada yang menyangka kalau Malik, si jagoan itu di kemudian hari akan dikenang sebagai salah seorang tokoh besar bangsa ini. Dialah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau orang lebih mengenalnya dengan HAMKA.

Muhammad Zen Hasan dalam buku Kenang-Kenangan 70 Tahun HAMKA, mengungkapkan Malik ingin diakui masyarakat. Sebelum jadi jagoan pasar, ia adalah  wasit sabung ayam. Di matanya, pekerjaan itu kurang mendapat perhatian orang. “Malik kemudian pergi ke Payakumbuh untuk belajar berkuda, karena menurutnya seorang joki lebih bisa mendapat tempik sorak dari khalayak,” kata teman sepermainan HAMKA ini.

BACA JUGA:
Benyamin S Komedian Ulung: Romantika Si Biang Kerok

Malik masih terus mencari jati dirinya. Di sisi lain, pencarian Malik justru membuat ayahnya semakin putus asa dan kehilangan harapan untuk melihat Malik menjadi seorang ulama seperti dirinya. Malik kemudian berkelana keliling Sumatera. Tak hanya singgah di kota-kota besar. Ia menjelajah sampai ke pelosok.

Di pertambangan emas Sungai Landai Sumatera Selatan, Malik jatuh sakit. Dalam sakitnya Malik menemukan pengertian demi pengertian tentang diri dan hidupnya. Ia tiba-tiba merasa rindu pada ayah dan bundanya.  Malik pun kembali ke Padang Panjang.

CHRISTO KOROHAMA
dari berbagai sumber

Bersambung: HAMKA, Ulama Sastrawan (02): Bertemu HOS Tjokroaminoto dan Muasal Menjadi HAMKA

Bagikan :

Advertisement