Mengintip Hewan Purba Penyu Belimbing di Konservasi Pantai Wormon

NYALANYALI.COM, Wisata – Menikmati keindahan dan keunikan Kabupaten Sorong, Papua Barat langsung ke pusatnya, yaitu di konservasi penyu belimbing (dermochelys coriacea). Di Pantai Wormon tengah malam, mengendap-endap menanti hewan purba itu mendarat untuk bertelur. Itu adalah penyu terbesar dari seluruh jenis penyu laut di dunia, yang konon hidup sezaman dengan dinosaurus.

Induk penyu itu perlahan-lahan sampai pantai. Waktu telah bergeser hampir 30 menit, lubang bertelur sedalam 99 sentimeter selesai digali menggunakan sirip belakangnya. Kemudian, satu per satu telurnya pun keluar. Selagi bertelur itulah, para petugas konservasi mengukur dan mengidentifikasi penyu bertempurung lunak itu.

Jika induk penyu baru pertama kali bertelur belum ada tanda pengenalnya. Panjang penyu belimbing jika 158 sentimeter, masih terhitung kecil, karena biasanya yang datang bertelur  panjangnya sampai dua meter.

Usai bertelur, lubang ditutup oleh sirip belakangnya. Setelah itu si ibu berbobot 300 kilogram itu berputar-putar membuat kamuflase untuk melindungi lubang yang berisi telur-telur yang besarnya dua kali lipat bola pingpong itu. Tujuannya hanya satu, agar anak-anaknya kelak bisa selamat, paling tidak sampai lahir menjadi tukik-tukik untuk kembali ke laut lepas mengikuti jejaknya.

Tengah malam telah lewat, waktu telah beranjak dua jam sejak si ibu penyu itu mendarat di pantai ini. Setelah dirasakan kamuflasenya sempurna, si ibu beringsut kembali ke laut lepas, Laut Pasifik dengan meninggalkan jejak selebar sekitar 1,5 meter dan 125 butir telurnya di lubang yang telah disamarkan keberadaannya. Dari sekitar 1.000 telur penyu, bisa jadi hanya satu yang selamat hingga dewasa.

Data yang diidentifikasi WWF, pada 1985 diperkirakan ada 2.500 penyu per tahun, pada 1992 hanya 25 persen jumlah populasi bertelur yang tersisa , jadi sekitar 700 ratusan per tahun. Hasil monitor pada 1993 hingga 2003, tercatat hanya ada sekitar 400-500 penyu betina setiap tahun. Laporan dari kelompok pelestarian lingkungan Conservation International (CI) menyebutkan jumlah penyu belimbing telah mengalami penurunan 97 persen dalam waktu 22 tahun terakhir.

Sampai sekarang, tempat peneluran terbesar hewan yang juga disebut Tabob ini ada di pantai utara Papua dan India. Tak heran jika kawasan pantai Jamursba Medi dan Wormon di bagian utara Kabupaten Sorong menjadi area konservasi penyu belimbing ini.  

Di kawasan Jamursba Medi biasanya penyu yang datang berukuran lebih besar daripada yang datang ke Pantai Wormon. Sayang saat itu, ombak sedang besar, sehingga jumlah tabob yang bertelur lebih banyak ke kawasan Wormon yang ombaknya relatif lebih bersahabat. Selama musim bertelur, biasanya tak kurang dari 20 ekor tabob betina mendarat untuk bertelur.

Setiap tahun menurut catatan WWF terdapat 1.000 ekor Penyu Belimbing yang bertelur. Kabar gembira disebutkan Bas, dua tahun terakhir ini jumlah penyu yang bertelur meningkat. Sayang pada 2007 menurun sedikit, karena terjadi abrasi pantai. Abrasi membuat telur tidak bisa disimpan dengan baik di sarangnya.

Kawasan konservasi yang pantainya seluas 169 ribu-an hektare ini selalu dijaga dengan baik, apalagi saat musim bertelur tiba.  Tidak ada cahaya berlebihan, karena penyu belimbing sangat sensitif terhadap cahaya juga bunyi-bunyian. Dan menjaga kawasan pantai tetap hijau. Kawasan ini oleh Pemkab Sorong  telah menetapkan kawasan tersebut menjadi kawasan konservasi laut daerah sejak 2005.

Bagikan :

Advertisement