NYALANYALI.COM, Perjalanan – Sepintas agak susah mengucap namanya, Siem Reap. Namun ibu kota salah satu provinsi di Kamboja ini amat populer setelah beredar film Tomb Raider yang mengisahkan petualangan Lara Croft yang diperankan Angelina Jolie di kawasan Angkor Wat.
Nama Siem Reap yang tersemat konon memiliki arti Kekalahan Siam (Thailand), karena selama berabad-abad kota yang menjadi perlintasan dari Kamboja menuju Siam ini selalu berseteru, permusuhan dan pertumpahan darah seakan menjadi kesehariannya. Siem Reap awalnya hanyalah sebuah desa sederhana saat ditemukan oleh penjelajah Prancis pada abad ke-19, selama dikuasai Prancis, kawasan petilasan Angkor dikembalikan kepada Kamboja. Dan dimulailah ekspedisi untuk membersihkan situs purbakala ini dari cengkeraman belantara, Angkor diselamatkan dari hutan dan mulai diperhatikan dunia, kota ini pun mulai berkembang dan didatangi wisatawan.
Kini, Siem Reap adalah kota dengan pertumbuhan terpesat di Kamboja, kota kecil ini menjadi tempat singgah para pelancong sebelum mengunjungi situs Angkor Wat. Dengan iklim tropisnya, Siem Reap menjadi tujuan favorit pelancong. Bahkan sebuah survey yang digelar Trip Advisor mengenai Destinasi Wisata Terbaik 2012 di Asia, Siem Reap menjadi jawaranya.
Kota berpenduduk sekitar 140 ribu jiwa ini terletak di dekat Danau Tonle Sap, yang merupakan danau air tawar terbesar di Asia Tenggara. Siem Reap letaknya tak jauh dari kota Angkor, Kerajaan Khmer Kuno. Di pusat kota terdapat taman yang juga bangunan tua kolonial berarsitektur Cina dan Prancis. Selain itu, ada pula gedung pertunjukan yang menggelar tari tradisional Apsara, pusat cindera mata, perajin kain sutera, pedesaan, dan desa nelayan.
Namun yang paling fenomenal adalah candi-candi di kompleks Angkor, inilah salah satu destinasi wisata terpopuler. Bahkan kuil Angkor terbesar di Kamboja ini merupakan peninggalan dunia pertama yang dianugerahi sertifikat ISO-14001. Saya pun tak mau melewatkan kesempatan saat bisa mengunjunginya. Meski datang saat bukan liburan, namun kota ini tak ubahnya bagai miniatur Bali. Para pelancong mancanegara terlihat lalu lalang di pusat kota dan memadati beberapa bar dan resto yang ada. Puluhan hotel dari berbagai kelas disini pun tampaknya tak pernah sepi wisatawan.
Saya hanya punya waktu dua hari untuk menikmati Siem Reap. Dan, tujuan utama saya tentu saja kawasan purbakala Angkor, yang merupakan pusat wisata dan budaya penting di Kamboja.Ya, kompleks candi terbesar di dunia ini adalah alasan utama ribuan turis yang datang ke kota ini setiap tahun. Untuk mencapainya hanya butuh 15 menit menggunakan tuk-tuk (delman motor). Saya sengaja memilih transportasi ini supaya bisa menikmati keindahan alam disepanjang jalan kearah Angkor.
Kisah tentang Angkor bermula pada akhir abad ke-8, saat Raja Khmer, Jayavarman II kembali dari Jawa. Di awal tahun 800-an tersebut, sang raja diperkirakan baru berusia 20 tahun, ia mendeklarasikan kemerdekaannya dari Jawa di sebuah gunung bernama Mahendraparvata (Phnom Kulen), Setelah itu, Jayavarman II menetap di suatu daerah bernama Hariharalya (sekarang Rolous), dan mulai membangun kuil yang kemudian diteruskan oleh pewaris-pewarisnya di era Angkorian.
Sebelum masuk ke kawasan kompleks candi, para pengunjung harus membeli tiket yang memuat foto mereka. Tiket beridentitas ini ada jangka waktu kunjungannya, mulai dari sehari, tiga hari, seminggu, bahkan sebulan. Selain bisa disesuaikan dengan kebutuhan para pelancong, tiket ini juga menarik untuk disimpan sebagai kenang-kenangan.
Sebenarnya untuk dapat menikmati dan mengunjungi semua candi yang ada tak cukup waktu seminggu, karena ada sekitar 200 kuil (rusak maupun terawat) disini. Namun karena waktu saya terbatas, jadilah saya hanya membeli tiket sehari seharga 20 USD dan mengunjungi beberapa candi terpenting diantaranya Bayon, yang dikenal sebagai Candi Muka (Temple of Faces).
Saat mendaki tangga batu curam menuju bagian suci candi, ratusan wajah seakan memandang saya. Meskipun terlihat tersenyum namun tetap terasa agak seram. Dibangun pada abad ke-12 saat Raja Jayavarman VII berkuasa, inilah kuil Buddha Mahayana ini paling menonjol karena tampil unik dengan ukiran batu raksasa berbentuk wajah . Kuil paling terkenal bergaya barok ini memiliki menampilkan adegan mitologi dan sejarah.
Setelah puas menikmati Bayon, saatnya istirahat makan siang, Disini ada banyak warung makan yang menjajakan aneka masakan, dari Chinese food hingga Western food. Harganya lumayan mahal, dua kali lipat harga makanan sejenis di luar. Kenyang menikmati nasi goreng nanas dan kelapa muda, saatnya melanjutkan petualangan.
Perjalanan berlanjut untuk menikmati Ta Prohm. Inilah candi yang digunakan untuk film Tomb Raider. Konon kuil Ta Prohm ditemukan dalam kondisi yang nyaris ambruk. Selama berabad-abad, candi ini dijalari pohon berakar pada dindingnya. Kini, candi ini dibiarkan terbalut pohon karena kedalaman akarnya bisa mengakibatkan kerusakan bila dicabut. Untuk mengambil beberapa foto disini pengunjung harus berdesak-desakan.
Seorang anak kecil dengan suara yang sengau menawarkan gelang-gelang yang terbuat dari kayu, ”one dollar lady,” ujarnya, berulang-ulang. Ia terus mengungtit kemanapun saya melangkah. Tapi, akhirnya saya malah memutuskan untuk membeli lukisan Apsara (penari) yang dibuat diatas kertas beras.
URRY KARTOPATI
Bersambung: Jalan-jalan ke Siem Reap, Kamboja (02)
BACA JUGA:
Jalan-jalan ke Athena, Yunani
Jalan-jalan ke Kairo (02): Jelajah Piramida Bertemu Sphinx Lihat Firaun
Jalan-jalan ke Brugge Belgia
Jalan-jalan ke Khanty Mansiysk Rusia