Mengelola Perubahan dengan Cerdas dan Budaya Perusahaan yang Kokoh

NYALANYALI.COM, Opini – Perkembangan industri Telekomunikasi demikian cepat dan sangat dinamis. Sepuluh tahun lalu banyak operator Telco memberikan focus dan prioritas pada proses transformasi menjadi True Broadband telco. Namun sejak lima tahun terakhir, perkembangan digitalisasi dan digitisasi proses sangat pesat dan masuk ke berbagai sector. Selain itu agresifitas over the top company seperti Google, Facebook, Amazon, Social Media dan Messaging seperti Instagram, What’s App, Line, We Chat dan lain-lain merambah ke berbagai belahan dunia dan juga menyasar juga kepada pelanggan-pelanggan operator Telco. 

Kondisi itu salah satunya disebabkan semakin meningkatnya penetrasi internet ke seluruh lapisan masyarakat dan kecepatan akses internet yang semakin stabil dan meningkat seiring dengan implementasi layanan fixed broadband berbasis teknologi serat optic dan implementasi layanan 4G untuk mobile broadband. Revolusi inustri 4.0 turut mengakselerasi perkembangan digitsalisasi dan digitisasi proses pada hamper semua sector industri. 

Telkom Indonesia sebagai satu-satunya operator Telco milik negara Indonesia dan perusahaan go public yang terdaftar di New York Stock Exchange mengalami berbagai periode yang menantang. Pernah mengalami masa kejayaan telepon rumah di era periode akhir 1980 dan 1990. Namun kejayaan telepon rumah redup dengan masifnya perkembangan layanan seluler dan titik pentingnya pada tahun 2002 dimana pendapatan dari layanan voice seluler melampaui layanan voice dari telepon rumah dan kantor. 

Telkom tidak pernah berhenti untuk terus melakukan perubahan untuk menjaga eksistensi dan kesinambungan nya. Setelah meluncurkan produk TelkomnetInstan di era awal 2000-an, lalu menyusul Telkom Speedy sejak 2004 dan pada akhirnya meluncurkan produk unggulan IndiHome pada tahun 2015 berbasis teknologi serat optik. Saat ini perkembangan IndiHome sangat menjanjikan dan pada periode kuartal 3 tahun 2019 pelanggan IndiHome telah mencapai 6,5 juta pelanggan. 

Pada era digitalisasi ini, ada tiga aspek yang perlu kita persiapkan yaitu SDM (People), Budaya Perusahaan (Corporate culture) dan Organisasi.  Trend yang terjadi pada aspek SDM antara lain gap yang besar antar generasi (milenial dan baby boomers serta gen X), ekonomi digital dan pekerja digital, analitik SDM. Sementara pada aspek Budaya muncul trend budaya yang selalu “always on”, program pola hidup sehat (work life balanced) dan manajemen performansi yang real time. Sementara trend pada aspek organisasi meliputi organisasi yang lincah, flat dan terbuka, digitalisasi SDM dan kerjasama networking antar tim. 

Telkom Indonesia merespons terhadap trend dan dinamika yang terjadi dengan mencanangkan transformasi menjadi digital telco sejak tahun 2016. Transformasi yang dilaksanakan merupakan transformasi yang big bang, dilaksanakan secara simultan tiga proses transformasi sekaligus yaitu: transformasi ke bisnis digital, transformasi menjadi perusahaan telco digital dan transformasi sdm dan budaya. 

Transformasi ke bisnis digital menfokuskan pada penambahan nilai digital pada bisnis inti, meningkatkan nilai asset melalui program mediasi dan mendapatkan rantai nilai digital melalui program kemitraan dan investasi. Sementara transformasi menjadi telco digital dengan fokus kepada dua aspek yaitu mewujudkan organisasi yang ramping dan lincah dan meningkatkan customer experience. Nah kunci proses transformasi ini terletak pada transformasi budaya dan sdm yang meliputi kompetensi baik kapabilitas teknikal, kompetensi professional dan kepemimpinan serta budaya digital.  

Pada tulisan ini, saya akan banyak menjelaskan tentang peran penting Budaya Perusahaan untuk mensukseskan program transformasi dan meningkatkan kinerja perusahaan. 

Budaya perusahaan merupakan faktor fundamental yang membangun perilaku dan karakter perusahaan dan karyawan nya untuk mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis nya. Aktualisasi nilai-nilai Budaya perusahaan dalam keseharian para karyawannya memegang peranan sangat penting untuk membawa perusahaan menjadi perusahaan yang memiliki karakter dan unggul. Dalam hal ini Telkom Indonesia dapat menjadi contoh teladan dengan Budaya The Telkom Way yang telah dicanangkan sejak tahun 2003 dan terus disempurnakan pada tahun 2012 dan selanjutnya 2015. 

The Telkom Way memiliki 3 layer yaitu basic belief “Always The Best” dengan nilai-nilai: integritas, antusias dan totalitas, Core Values dengan nilai-nilai: solid, speed, smart, dan key behavior dengan nilai-nilai: imagine, focus, action. Nilai-nilai perilaku inilah yang menjadi karakter utama insan Telkom Indonesia yang diaktualisasikan dalam perilaku bekerja sehari-hari. Mantan CEO Telkom seperti Kristiono, Rinaldi Firmansyah, Arief Yahya dan Alex J. Sinaga serta saat ini Ririek Adriansyah memberikan kontribusi bagi aktualisasi budaya The Telkom Way yang dari waktu ke waktu semakin nyata dan adaptif dengan dinamika dan tantangan perusahaan.

Aktualisasi budaya ini tidak serta merta dengan mudah diimplementasikan, butuh faktor kepemimpinan yang kuat sebagai role model, kesisteman pengelolaan budaya perusahaan dan komunitas yang mendorong aktifasi budaya dalam keseharian yang didukung oleh culture agent dan culture booster di setiap unit bisnis. Di setiap unit bisnis memiliki kekhasan tersendiri dalam mengaktualisasikan nilai-nilai budaya The Telkom Way ini, namun peran Role Model menjadi demikian penting untuk memperkokoh implementasinya di seluruh lini dan anggota organisasinya.

Pada akhirnya setiap aktualisasi budaya perusahaan diharapkan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kinerja unit bisnis melalui peningkatan etos dan produktifitas kerja, peningkatan budaya melayani untuk memberikan the best customer experience dan peningkatan disiplin serta konsistensi dalam melaksanakan bisnis proses internal dan eksternal yang telah ditetapkan. 

Proses untuk mencapai ini merupakan sebuah “journey” yang berlangsung secara kontinu dan sistematis, agar menghasilkan level pencapaian sesuai harapan. Selama lima tahun terakhir, teladan yang diperlihatkan seorang Dian Rachmawan (Direktur Konsumer Telkom 2014-2017) memberikan inspirasi untuk dapat mengaktualisasikan “leadership system” yang kuat berlandaskan nilai-nilai budaya The Telkom Way. 

Kita dapat memetik pelajaran seorang pemimpin yang persisten dan memiliki prinsip yang kuat untuk merubah suatu kondisi yang belum kokoh dan percaya diri menjadi kokoh dan percaya diri untuk melangkah lebih maju. Hal ini terlihat pada perkembangan IndiHome salah satu produk unggulan Telkom yang kurang dari empat tahun telah mencapai 6,5 juta pelanggan.

Selain itu peran orang tua (Teuku Syamsul Bahri dan Armina) serta istri (Rini Eldifa) yang senantiasa memberikan suntikan semangat, motivasi dan doa memberikan energi berlipat untuk selalu berupaya memberikan kontribusi terbaik di manapun saya ditugaskan. Setiap mengingat mereka, selalu muncul energi penuh untuk senantiasa memberikan unjuk kerja terbaik dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Dapat disimpulkan, kombinasi dari organisasi yang memiliki visi dan misi yang jelas, budaya perusahaan yang kuat, orang-orang yang memiliki karakter, kompetensi dan spirit yang tinggi dan kesisteman yang terjalin dengan baik merupakan faktor sukses kunci bagi keberhasilan dan kesinambungan performansi perusahaan. Faktor orang-orang yang memberikan inspirasi di sekelilingnya juga turut menambah daya juang seorang pemimpin untuk memberikan nilai tambah bagi keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi dan meraih visi nya. Sesuai quote “The strength of the team is each individual member. The strength of each member is the team” Phil Jackson, sangat tepat menggambarkan kombinasi dari kekuatan organisasi tersebut.

TEUKU MUDA NANTA

EVP Telkom Regional 2

Buku #sayabelajarhidup ke-11 Nusantara Berkisah 2: Orang-orang Sakti (2019)

Bagikan :

Advertisement