Di sela rinai, di antara riuh manusia menyonsong pagi
Berjejal suguhan sarapan negeri
…. ngeri
Jerit rakyat membahana dari Koran, medsos, dan televisi,
Sssstttt, kini semua baik-baik saja
Statistik harus bekerja
naik turun itu biasa
Ku lihat ibukota merona
dari jendela mataku, ada selubung
Ada bisikan,
Jika ingin melihat realita Ibu Negeri, berjalanlah susuri nadi kota
Tapi jangan lupa, bawa kamera
Sebab semua berita sudah dibungkus
indahnya kertas kado berpita bunga
Lalu
Aku terkenang masa kecil,
diantara lembah Tandikek dan Singgalang
Beningnya air Singkarak dan Maninjau
Hijau sawah melimpahkan berkah
Dari puncak Merapi , kasih tercurah
Melimpah berkah
Tak ada yang berteriak, tak ada yang tertindas
Sebab alam adalah ibu
Rumah tempat kasih penuh belai
Alam takambang, manjadi guru
Menimang segala harapan bersamanya
kami anak nagari merantau
Menanam rindu dan doa
Nan kuriak kundi, nan merah sago
Nan baiak budi, nan indah baso
Kampuang nan jauah di mato
Hak sagalo hak
menetek pada tanah dengan segala kebaikannya
Tajak abak dan serunai adalah nadi kami
Kini di kota, negeri antah berantah ini
gadget adalah belati dengan berjuta mata
yang bisa membunuh siapa saja
Sementara, dalam epicentrum pandemi
Kursi empuk istana adalah pendulum yang berayun kesana kemari,
menarikan zumba nasib kita
Ah, bagaimana nanti anak cucu kita membaca sejarah bangsanya
Yang tak kunjung selesai ditorehkan oleh mereka yang rakus
Memakan janinnya sendiri
Menguras rahim ibu pertiwi
Merobek raga persada negeri ini
Mereka seolah sedang menanam emas dalam jambannya,
mengira kotoran mereka tak berbau lagi
Mereka dengan gagah menepuk dada,
menginjak injak rakyat demi kekuasaan tak terkira
Sementara keringat abak jo amak bercampur air mata membanjir melangkaui pematang
Jauh dari kampuang halaman
Sakali aie gadang,
Sakali tapian barubah
Dalam cerita yang membawa aku ke kota ini
Kugenggam tangan tangan mungil
Putra putri bangsa tercinta, dan kukepalkan tangan mereka kuat kuat
pada waktunya, nasib
Bangsa ada di kemudi kalian
Jika pertiwi adalah ibu,
maka kita adalah anak-anak yang berbhakti
NANANG FARID SYAM