Opus Dei dan the Da Vinci Code (02): Kolompok Rahasia?

NYALANYALI.COM – Dan Brown dalam novelnya, the Da Vinci Code juga menggambarkan bahwa Opus Dei adalah sebuah sekte dalam Gereja Katolik, yang menghalalkan penistaan tubuh. Perekrutan anggotanya dilakukan secara paksa dengan tekanan tertentu.

Setelah itu para anggota akan mendapatkan latihan dan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mencuci otak. Opus Dei juga dituduh menjalankan aksi penipuan sampai pembunuhan. Praktek kejahatan kelompok ini menurut Dan Brown dibungkus dalam ritual suci seperti doa, meditasi dan kontemplasi.

Opus Dei memberlakukan aturan yang keras bagi para anggotanya. Untuk menjadi anggota tetap mereka harus magang selama enam tahun. Selama masa tersebut mereka secara bebas membuat keputusan sesuai kehendaknya. Para anggota juga diminta untuk tidak melakukan kontak dengan keluarga dan berkonsentrasi pada kegiatan Opus Dei. Selain itu setiap hari selama dua jam setiap anggota harus melakukan penistaan diri dengan mencambuki tubuh mereka.

BACA:
Opus Dei dan the Da Vinci Code (01): Siapa Mereka?

Tak cuma itu, diceritakan sebagai sebuah organisasi yang sangat diskriminatif terhadap kaum hawa. Dalam novel heboh itu digambarkan bahwa kaum hawa melaksanakan ritual pematian raga lebih lama karena beban dosa yang akhirnya menjerusmuskan manusia dalam dosa. Hukuman atas dosa asal itu karena Hawa memakan buah terlarang di Taman Eden. Para rahib perempuan juga mendapatkan tugas tambahan untuk membersihkan kamar kaum lelaki.

Kecurigaan kepada Opus Dei tak hanya milik Dan Brown dengan Da Vinci Code-nya. Sudah sejak lama muncul kritik dan kekhawtiran tentang sepak terjang kelompok yang berdiri untuk pertama kalinya di Spanyol ini. Beberapa mantan angoota kelompok ini menilai Opus Dei mengeksploitasi perempuan.

Organisasi ini, menurut sejarawan Vasques de Prada adalah kelompok rahasia yang berbahaya. Mereka  dinilai terlalu ambisius. Para anggotanya yang berasal dari berbagai latar belakang berusaha merebut posisi strategis bidang politik dan ekonomi. Kondisi ini menurut beberapa kalangan dalam Gereja Katolik bisa membahayakan.

Praktek-praktek yang dijalankan  seperti yang disoroti oleh para pengritik Opus Dei sangat menyimpang dari ajaran Gereja Katolik. Meski begitu menurut Brown, Paus sebagai otoritas Gereja Katolik tidak dapat berbuat apa-apa, karena Opus Dei pernah membantu Vatikan keluar dari dari krisis keuangan. Dengan suntikan US$ 1 juta, Vatikan terselamatkan dari sebuah skandal keuangan mamalukan.

Tak jelas alasan Brown dibalik tuduhan itu. Yang pasti, Vatikan mengakui Opus Dei sebagai sebuah organisasi resmi Gereja Katolik yang memiliki perwakilan di Vatikan. Pada tahun 1982 Otoritas Gereja Katolik menunjuk Uskup Aringarosa, sebagai pemimpin Opus Dei menggantikan Josemaria Escriva yang wafat pada 26 Juni 1975.

CHRISTO KOROHAMA

Bersambung: Opus Dei dan the Da Vinci Code (03)

Bagikan :

Advertisement