NYALANYALI.COM, Kisah – Mereka bukanlah B Three walau seringkali bertugas bersama kelompok paduan suara di gereja.
Mereka bukanlah Trio Macan karena untuk menari Poco-Poco saja masih sering ‘kagok’ apalagi menari yang mampu membakar puluhan kalori ala grup dangdut kenamaan itu.
Mereka adalah wanita-wanita lanjut usia dari satu bapak dan satu ibu alias kakak beradik. Lalu apa yang istimewa?
Langit sudah terasa hangat dengan semburat warna oranye. Lapangan asrama polisi di pusat kota Semarang diceriakan dengan anak-anak polisi yang bermain. Sore memang selalu ditunggu mereka, dari usia balita hingga remaja, termasuk kedelapan putra putri Bapak Sarijono dan Ibu Supartinem.
Terkadang mereka akan berbaur dengan teman-teman menurut usia, terkadang dengan yang berbeda usia, atau dengan saudara kandung. Kebiasaan berkumpul kedelapan saudara ini nyatanya tidak hanya terjadi diluar saja namun juga didalam bilik asrama hingga akhirnya berpindah ke rumah di Solo.
Perputaran kehidupanlah yang akhirnya memisahkan mereka, satu persatu keluar dari rumah untuk menikah, menyebar di berbagai kota. Waktu berkumpul hanya ketika perayaan hari besar seperti Paskah dan Natal, namun tetap tidak membuat kedekatan berkurang.
Perpisahan sesungguhnya terjadi ketika kematian menjemput. Mulai dari anak kedua di tahun 2008, anak ketiga di tahun 2014, hingga anak pertama di tahun 2016. Lima saudara, dua pria dan tiga wanita pun tetap dekat, terutama tiga wanita bersaudara ini. Setelah puluhan tahun terpisah oleh kota, akhirnya beberapa tahun terakhir mereka dapat berkumpul kembali di satu kota, bertetangga.
Jarangnya pertemuan dalam kurun waktu yang sangat lama bahkan saat ini kulit mereka sudah tidak sehalus puluhan tahun lalu, nyataya tidak berpengaruh. Tetap ada yang suka merajuk, tetap ada yang masa bodoh, tetap ada yang masih suka manja. Namun, ketika salah satu membutuhkan, dua orang lainnya tanpa diminta datang akan langsung datang.
Maria Sudaryanti, anak keempat adalah sosok yang sangat vokal. Suka tidak suka ia akan ungkapkan, dan selayaknya seorang kakak ia akan berada di barisan paling depan ketika adik-adiknya sakit atau memilki masalah walau secara fisik pun beliau sudah tidak terlalu sehat.
Walau bersuamikan seorang yang memiliki karier tinggi di salah satu perusahaan kenamaan, ia tetap senang mengisi waktunya dengan berdagang. Bahkan ketika sang suami telah pensiun ia dan suami mendadak beralih menjadi kontraktor kecil-kecilan. Membeli tanah, dibangun rumah, kemudian dijual. Semua kemampuan menghasilkan uang itu ia dapatkan dengan cara otodidak
Maria Suharyani, anak keenam adalah sosok cerdas, mandiri, dan berdisiplin tinggi. Kariernya di salah satu perusahaan BUMN pun terpaksa ia hentikan lima tahun lebih awal dari jadwal pensiunnya hanya karena salah satu keponakannya ingin tinggal bersamanya ketika menempuh pendidikan menengah atas. Ia yang telah berpisah dengan suami dan tidak memiliki anak pun dengan ikhlas melepas kebebasannya dan mendadak belajar menjadi seorang ibu.
Cecilia Tri Maharyati, anak bungsu yang memiliki hati lembut dan penuh kasih sayang. Jangankan suami dan anak-anaknya, binatang dan tanaman saja dimanjakan. Semua pekerjaan wanita tidak ada yang tidak bisa ia lakukan, dari kerajinan tangan apapun bentuknya, hingga memasak yang hasilnya bukan hanya dinantikan oleh keluarganya tetapi juga teman-teman anaknya. Bahkan, ketika tubuhnya belum mulai rapuh, mengecat tembok menjadi salah satu hobinya.
Dengan berbagai perbedaan karakter yang juga mampu membuat pertengkaran namun mereka tidak pernah terpisahkan secara jiwa karena rasa sayang yang terlalu besar untuk dihancurkan.
Seburuk-buruknya perangai seseorang, sejauh-jauhnya seseorang melangkah, akan selalu ada raga yang siap memeluk menerima dan menenangkan, bernama saudara.
Buku #sayabelajarhidup ke-11 Nusantara Berkisah 02: Orang-orang Sakti (2019)