Hari Antikorupsi Sedunia: Dengarkan Rakyat Bicara dan Berharap

NYALANYALI.COM – Ini hari, 9 Desember merupakan Hari Antikorupsi Sedunia atau Hakordia. Peringatan ini dimulai setelah Konvensi PBB Melawan Korupsi pada 31 Oktober 2003 untuk meningkatkan kesadaran anti korupsi.

Tahun ini, PBB menetapkan tema Hakordia yaitu, “Recover with Integrity”. Tema ini didasarkan pada situasi pandemi global Covid-19. Negara-negara diharapkan melakukan langkah-langkah mitigasi korupsi dalam pemulihan kondisi di tengah krisis dan pandemi Covid-19 dengan mengedepankan integritas.

Korupsi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Banyak orang pasti menentang praktek korupsi dan suap. Namun tak banyak yang mampu menyuarakan keinginan dan harapannya agar negeri terbebas dari praktek koruptor dari segala lini. NyalaNyali.com memberikan ruang untuk mereka bersuara dari berbagai profesi dan daerah. Bersama melawan korupi.

Maizidah Salas
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia DPC Wonosobo & Koordinator Jaringan Buruh Migran Jawa tengah

“Jujur itu mudah, dan jujur tidak perlu biaya. Jadi mari kita cegah korupsi dari diri kita sendiri, dan jangan buat sejarah buruk  untuk kita dan keturunan kita. Mari Bersama lawan korupsi”

Ester Berta Nataliya Tambunan
Freelancer – Bintaro

“Harapan saya sederhana saja, semoga para pemangku jabatan di negara kita bisa lebih mengedepankan kemanusiaan dan bermoral. Entah apa ini terlalu muluk atau naif, tapi negara kita tak akan maju kalau beliau-beliau yang terhormat lebih mementingkan isi kantong pribadi dibanding masyarakatnya.

Dan semoga ada sanksi yang lebih besar untuk para koruptor, yaitu sanksi sosial untuk melakukan kerja sosial di lapangan tanpa upah. Agar mereka merasakan sendiri bagaimana rakyat harus memeras keringat demi sesuap nasi. Sesimpel pakai baju oranye dan membersihkan jalanan selama 3-6 bulan atau setahun lebih, sesuai tingkat perbuatannya. Dan semua harta yang dihasilkan dari korupsi, dapat dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan.” 

Bernadus Tagi Huma

Karyawan swasta -Kota Balikpapan

“Mari kita bersama mendukung pemerintah memberantas korupsi dan dimulai dari diri kita untuk tidak korupsi. Memberantas korupsi bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggung jawab kita semua. Berharap KPK makin bernyali menangkap semua pelaku korupsi.”


Maksimus Masan Kian

Guru, Sekretaris Umum PGRI Kabupaten Flores Timur,NTT (2016-2021), Pendiri dan Ketua dua periode, Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Cabang Flores Timur, NTT (2015-2018, 2018-2021) – Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT

“Perilaku korupsi akan tetap  tumbuh, jika elit politik merdeka (bebas) berkuasa. Pejabat (penguasa) memiliki kewenangan yang luas, mendapat fasilitas negara, dan melekat rasa punya power. Korupsi bagi saya timbul, saat seseorang memiliki kuasa. Kekuasaan rawan menjadi pintu masuk, lahirnya prilaku korupsi. Hari Korupsi, mesti tidak sekadar dirayakan, tetapi menjadi ruang refleksi dan momentum memanen koruptur yang mulai bertobat. Jika secara angka dan variasi kasus korupsi masih tetap tumbuh dan meningkat, buat apa harus ada Hari Antikorupsi Sedunia?

Semoga pengetahuan tentang korupsi dapat dipelajari sejak dini di bangku sekolah, menanamkan pemahaman akan buruknya dampak prilaku korupsi bagi generasi muda.  Selain itu, bagi negara-negara yang masih “dingin” pengenaan hukuman kepada koruptor, harap bisa melakukan evaluasi dan menerapkan hukuman dengan efek jerah yang tinggi.”

Andri Daulay
Essential Skills Trainer & Executive Coach – Jakarta Selatan

“Korupsi terjadi ketika seseorang me-exercise free willing (kehendak bebas) yang ada dalam kuasanya dengan cara mematikan conscience (hati nurani) melalui serangkaian ilusi logika / self talk yang menjustifikasi apa yang dilakukannya itu baik untuk dirinya (dan juga kelompoknya) dan tidak akan menjadi masalah bagi banyak orang. 

Masalahanya, mereka lupa bahwa setiap aksi membawa konsekuensi. Maka, ketika seorang koruptor ditangkap/tertangkap, sejatinya itu bukanlah musibah. Itu adalah konsekunsi ‘segera’ di Pengadilan Dunia ini sebelum nantinya akan ada juga konsekwensi di Pengadilan Tuhan di alam akhir. 

Mari lebih sering mendengar dan mengikuti harti nurani ketika me-exercise free willing kita, ketimbang mengejar kepuasan dunia yang hanya sesaat. Hati nurani kita adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk membimbing kita selalu di jalan yang benar. Bukti bahwa betapa Maha Rahim nya Ia kepada ciptaanNya. Sayangnya kita yang suka mencelakakan diri sendiri. sebagaimana Tuhan pun sudah menyatakan dalam QS 39:41 : “Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.”

Desi Wulan Sari, M.,Si.
Pemerhati sosial dan Pegiat Literasi – Bogor

“Betapa rusaknya perbuatan korupsi yang mengakibatkan dampak kesengsaraan dan kezaliman di berbagai pihak. Adalah menjadi rahasia umum bahwa korupsi terjadi di berbagai lini. Dari yang skala kecil dalam masyarakat hingga skala besar dalam sebuah negara.  Hari ini, korupsi seakan menjadi satu hal yang biasa. Para pejabat negeri yang menjadi koruptor, banyak yang dihukum ringan, bahkan dengan mengembalikan harta yang di korupnya, maka ia akan bebas dengan mudahnya.

Jika dunia telah mendeklarasikan memerangi tindak kejahatan korupsi di seluruh dunia, lantas mengapa saat ini justru banyak yang menghalangi keadilan dalam menegakkan dan mengungkapkan kasus korupsi Tanah Air?”


Ibrahim
Wiraswasta – Plumpang, Jakarta 

“Korupsi mungkin pandemi juga dan sepertinya lebih ganas dan berbahaya dibanding Covid-19”

Ira Dewi Indriasari
Notaris – Jakarta

“Korupsi melukai perasaan kaum miskin dan menghambat pembangunan di setiap negara yang terdapat praktek korupsi. Harapan saya  khusus untuk di negara kita tercinta ini, mari kita bersama-sama mempersempit kesempatan para koruptor untuk melakukan korupsi dengan cara menegakkan hukum dengan baik dan memantau kinerja aparat pemberantas korupsi dalam memberantas Korupsi agar timbul efek jera bagi yang melakukan praktek korupsi.”


Ririn Kusuma
Penggiat sosial – Jember

“Aku sebenarnya tidak punya harapan alias muak tingkah laku pejabat yang korup dari pemerintah tingkat desa sampai tinggi. Sistem dan peraturan terus dibenahi dan menanamkan prinsip antikorupsisejak dini. Ini mungkin yang harus terus dilakukan.”

Samsudin
Pendongeng, Penerima Citra Kehati Award 2020 – Indramayu

“Saya berharap tidak ada lagi korupsi kebijakan dan material berkaitan dengan sumber daya yang ada di Indonesia, itu bukan punya kita, Indonesia punya anak cucu kita. Jika banyak orang rajin korupsi, apa yang disisakan untuk anak cucu kita nanti. Antikorupsi, salam lestari.”

Ainal Yakin
Aktivis sosial – Surabaya

“Kami mengharapkan pejabat menempatkan dirinya sebagai pelayan masyarakat. Jabatan sekadar jalan luas untuk melakukan dharma.”



Jeany Wajong
PNS – Ruteng Flores NTT

“Sesuatu yang salah jika dilakukan dan dikatakan berulang punya kemungkinan utk jadi kebenaran yang diyakini bersama oleh sebuah komunitas. Kenapa saya jadi takut pernyataan ini akan terjadi di Indonesia, ya. Korupsi merajalela dalam berbagai bentuk dan skala, dan makin ke sini sepertinya ini menjadi hal yang biasa saja. 

Saya berharap nilai kejujuran dan empati yang saya tanamkan keanak-anak akan punya kontribusi baik, minimal menjaga biar mereka bisa menjaga diri dan lingkungan terdekatnya dari budaya korupsi. Hal sederhana seperti tepat waktu, buang sampah pada tempatnya dan selalu menanamkan “neka daku ngong data” yang artinya jangan suka mengakui milik orang sebagai milikmu.

Hal besar selalu dimulai dari hal kecil dalam lingkungan terkecil. Masih banyak waktu untuk memperbaiki supaya bahaya laten korupsi tidak semakin merasuk dan itu bisa dimulai dari keluarga.”

Nuning Indriastuti Sudarmo
Guru – Jakarta Timur

“Setiap tanggal 9 Desember diperingati oleh warga dunia sebagai Hari Antikorupsi. Peringatan ini tentu banyak harapan yang ditujukan kepada pejabat/pemangku kebijakan yang berhubungan dengan pemerintahan setiap negara. Agar setiap pejabat negara berkepribadian jujur, bertanggungjawab, sederhana dan berlaku adil dan lainnya, harus dipersiapkan sejak usia dini. Dengan dimasukkan pelajaran antikorupsi ke dalam kurikulum sekolah diharapkan generasi mendatang akan menjadi generasi yang berkepribadian jujur dan anti korupsi.”

Pipin Zulfikara
Pengusaha kuliner – Bandarlampung

“Bukan sekadar tulisan sombong di papan besar yang dipajang di setiap kantor yang berderet-deret mobil pelat merah. Antikorupsi adalah setitik niat yang disematkan di setiap hati dan di kuatkan oleh rasa takut kepada Yang Maha Melihat.”


Rosyid Bagus Ginanjar Habibi
Jakarta

Mari kita galakkan semangat antikorupsi minimal di lingkungan keluarga sendiri. Semoga Indonesia bisa bebas korupsi hingga ke pelayanan di daerah-daerah”.



Denny Widya
Profesional – Jakarta

“Melakukan korupsi mengganggu hati nurani dan iman kepada Tuhan. Saya mulai dari diri saya untuk bertindak benar tanpa korupsi.”

Yohana Sahea
Greenpeace Volunteer – Bekasi

“Korupsi hilang dari Indonesia? Tidak akan tercapai bila hukuman mereka yang diduga lakukan ujaran kebencian lebih lama daripada hukuman untuk para koruptor.”


Ihwan Putuhena
Staf pengajar di IAIN Ambon – Ambon

“Korupsi ibarat tumor yang menggerogoti tubuh. Dibutuhkan metode yang tepat dan usaha berkesinambungan untuk mencegahnya. Ada tiga hal pokok yang harus dibenahi untuk mencegah korupsi. Pertama, perbaikan sistem demokrasi kita (menekan seminim mungkin biaya politik serta track record yang jelas dan teruji baik bagi para calon politisi kita). Kedua, penguatan pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian yang kuat bagi anak didik kita sejak belia (TK dan SD). Aspek psikomotori dan etika/moral lebih dominan daripada kognisi. Ketiga, kepemimpinan yang amanah dan bertanggungjawab.

Usaha yang tepat dan berkesinambungan untuk mencegahnya agar tidak kemudian berkembang semakin ganas dan menjadi kanker yang sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara kita.”

Ali Said
Ketua Badan Pengurus Oi – Indramayu

“Selamat Hari Antikorupsi Sedunia, tidak boleh ada lagi korupsi anggaran kebencanaan karena dampaknya sangat luar biasa bagi para korban bencana, khsusunya di era pandemi Covid-19 ini”.

Bagikan :

Advertisement