NYALANYALI.COM, Hobi – Lomografi masuk ke Indonesia sekitar awal tahun 2000-an. Dalam waktu singkat kehadirannya telah menarik perhatian banyak orang. Komunitas lomografi pun berkembang di Indonesia sehingga mendorong terbentuknya Komunitas Lomonesia.
Kemunculan media perekam digital telah memberi dampak besar bagi bidang fotografi. Sekarang ini, fotografi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, terutama masyarakat perkotaan. Mengabadikan setiap moment yang dilalui menggunakan kamera seolah sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari.
Perkembang Teknologi kamera digital yang pesat telah memanjakan peminat fotografi. Kamera digital menawarkan berbagai keunggulan mulai dari kapasitas penyimpanan data yang besar, bentuk efisien yang mudah digunakan dan dibawa kemanapun, membuat orang meninggalkan kamera analog (menggunakan film seluloid).
Kemudian, apakah dunia fotografi analog sudah terlupakan atau mati sama sekali ? lomografi seolah mematahkan anggapan tersebut. Di tangan para lomografer, era film seluloid seakan kembali hidup. Lomografi adalah bagain dari fotografi yang menggunakan kamera khusus bernama Lomo.
Lomo itu sendiri sebenarnya adalah brand sebuah kamera militer Rusia di era 80-an. Kamera Lomo ini masih menggunakan film seluloid dan teknologi yang masih sederhana.
Kamera lomo memang sangat sederhana, meski demikian, hasil dari jepretan kamera ini juga banyak menghasilkan karya foto yang bernilai seni tinggi. Kesederhanaan teknologi yang digunakan dengan hasil foto yang unik telah menjadi magnet banyak orang untuk mengetahuinya.
Seiring perkembangan maka munculah istilah Lomografi untuk fotografi yang mengguna kamera jenis ini.Tak ada aturan baku dalam lomografi. Intinya adalah kesenangan, dan terus berkarya. Namun Lomografi tetap mengajak pecintanya untuk tetap kreatif dengan teknologi yang sederhana.
Di Indonesia kemudian muncul Lomonesia yang dipelopori oleh Tommy Hartanto dan Grace. Lomonesia menjadi wadah berkumpulnya penggemar kamera lomografi di Indonesia. Komunitas ini berdiri pada 5 Agustus 2004 diawali dari sebuah milis. Tidak sembarangn untuk bisa membentuk komunitas Lomografi. Harus ada izin resmi dari komunitas pusat yang ada di Vienna, Austria.
Seperti komunitas fotografi lainnya, Lomonesia juga melakukan kegiatan rutin seperti Photo hunting, Gathering, Pameran dan Workshop dengan memakai kamera Lomography. Sebagai komunitas resmi, Lomonesia juga menyediakan jasa konsultasi peminat Lomografi kemudian mewabah ke kota-kota lainnya di Indonesia
Untuk mengakomodir kepentingan pencinta yang berada di luar kota, Lomonesia pun memiliki perwakilansetiap kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Solo, Bali, dan Pontianak.
ERWIN G