NYALANYALI.COM – Jakarta di rembang petang, usai seharian suara ditaruhkan untuk pasangan yang diamanahkan.
Teriakan yang nyaring, caci maki yang tanpa saring, jempol-jempol yang bermain dengan api, berhenti harusnya itu hari dalam kotak suara.Jakarta, aku melihat di ketinggian.
Ada mimpi yang sunyi, ada harapan yang tak tersampaikan. Banyak jumlahnya, dibandingkan mereka yang berteriak-teriak. Karena mereka coblos kemudian diam dan melanjutkan hidup.
Politisi masih bercuap-cuap tentang kekuasaan. Padahal mereka sudah sibuk bekerja untuk mencari rezeki ini hari. Kasihannya para politisi, dan yang tak berkesudahan ingin terus beradu, terus bicara menang dan kalah, sementara mereka menganggap pilkada itu hanya sebagian kecil saja agenda acaranya itu hari.
Kembali ke pasar-pasar, kembali menjaga parkiran, mendorong gerobak bakso, angkut kaleng kerupuk. Kembali dalam gang-gang melukis hari seperti kemarin dan kemarinnya.
Jakarta di rembang petang. Aku membayangkan. Di bawah langit kelabu usai hujan. Di satu sudut ada yang belum makan dan kedinginan.
S. DIAN ANDRYANTO
Penulis #sayabelajarhidup