NYALANYALI.COM – Berbagai acara digelar Pemkot Sawahlunto untuk memeriahkan hari jadinya. Puncak hari ulang tahunnya pada 1 Desember, selalu menampilkan ritual makan bajamba sebagai puncak acara. Sawahlunto telah menyelenggarakan budaya makan bajamba sebanyak empat kali dan telah menjadi agenda tahunan untuk menarik wisatawan datang ke ”Kota Arang” tersebut.
Tidak hanya Sawahlunto, beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat pun melaksanakan budaya yang sama dalam menciptakan keunikan dan daya tarik pariwisata. Di Kabupaten Agam pada momen-momen tertentu, makan bajamba menjadi semacam ritual wajib yang mesti dijalankan oleh warga Koto Gadang tersebut.
Makan bajamba sendiri memang berasal dari akar budaya Minangkabau yang secara turun temurun masih dilaksanakan hingga saat ini. Merupakan sebuah ritual budaya makan bersama yang diadakan dalam lingkup keluarga dekat, dalam hal ini adanya pertalian darah.
Namun demikian, tidak jarang dilakukan dalam lingkup yang lebih luas, seperti persaudaraan satu suku kendati tidak ada hubungan darah (suku dalam adat Minangkabau hampir sama dengan marga dalam adat Batak). Kekeluargaan dan gotong royong sudah terasa pada tahap pertama dalam proses mempersiapkan makanan, karena memasak dilakukan bersama-sama.
Kemudian prosesi makan bajamba ini dilakukan dengan beberapa aturan yang sudah ditetapkan oleh para leluhur atau sesepuh adat di Bumi Minang. Biasanya ritual ini diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran, kemudian diiringi dengan petuah atau ucapan dari tuan rumah atau pemuka adat yang hadir pada saat itu.
MURDIYATNO