Nekad menembus barikade paradigma lama
dari mainset yg kadaluarsa
Perahu kertas daur ulang itu… berlayar.
Memasuki selokan jalan-jalan inspeksi dan arteri
menyelinap ke got jalan protokol
melintasi balaikota
sejenak berlabuh.
Menikmati pertunjukan badut-badut.
Kemudian lanjut menuju istana merdeka.
Setelah dilarung berulang-ulang.
Sang nakoda menentang prilaku kuno yg feodal.
Dia adalah pemulung.
Yg memulung pikiran-pikiran intuitif yg diabai banyak orang.
termasuk narasi khotbah dan tausiah
juga doa-doa provokatif yg belum terevisi.
Perahu kertas daur ulang lanjut berlayar.
mengarungi air limbah
mengikuti mata angin
matahati dan nurani.
Dengan itu..
dihidupi cita-citanya
diantara gebalau retorika dan baunya elektronika yg telah menjadi sampah peradaban.
Di daratan..
para perompak dan pengkhianat sibuk merestorasi nilai-nilai kebangsaan.
Imajinasinya “katro dan lucu-lucu.
Senjata makan tuan.
Perahau kertas daur ulang itu..
terus berlayar menuju samudra.
Itupun setelah dilarung berulang-ulang.
Dia adalah masa depan.
2 Februari 2020
DIMAS BUDI SUSILO – Jakarta
Pengajar musik, Lab Musik Jakarta