Kenalilah Demensia, Pikun Di usia Muda

NYALANYALI.COM, Kesehatan – Jason terpaku. Ia terdiam dihadapan relasi dan klien bisnisnya. Butiran keringat sebesar biji jagung mengalir deras tak tertahankan, ketika dia sedang mempresentasikan proposal penawaran kepada kliennya. Entah bagaimana, satu halaman terpenting dari bahan presentasi bisa terlewatkan. Padahal malam sebelumnya lembar demi lembar proposal penawaran tersebut terlihat sudah sempurna. Jason menyumpah dalam hati. “Penyakit  pikun ini sudah sangat merepotkan”.

Namun Jason seolah tidak mau ambil pusing. Dia menganggap mudah lupa atau pikun itu adalah sesuatu yang wajar. Padahal jika dilihat, itu bukanlah suatu yang wajar, mengingat tahun ini usianya baru genap 34 tahun.

BACA:
10 Nilai Lebih Tertawa

Kebanyakan  dari masyarakat, sekarang memang kurang menyadari bahaya akan penyakit pikun atau dalam bahasa latinnya demensia. Selain dapat menghambat aktivitas sehari-hari, dalam tahapan tertentu tidak jarang akan berujung kematian, walaupun memang secara fisik penderita terlihat sehat. Kematian tersebut lebih banyak disebabkan karena penderita sudah tidak bisa berpikir dengan baik. Banyak kasus yang ditemukan penderita demensia meninggal karena tertabrak kendaraan, kelaparan (karena merasa dirinya sudah makan) serta beberapa penyakit oportunis lainnya.

Demensia atau pikun merupakan penyakit kelainan fungsi otak yang disebabkan beberapa faktor seperti usia, pola hidup, maupun penyakit lain. Dr. Wid Patria, Sps dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, mengatakan penyakit pikun atau demensia sebenarnya terbagi menjadi dua, demensia karena faktor primer dan demensia karena faktor sekunder. “Demensia karena primer terjadi akibat kerusakan otak, penyakit alzheimer contohnya. Sedangkan untuk demensia faktor sekunder lebih disebabkan karena implikasi dari beberapa penyakit seperti stroke, hipertensi, DM, dan lainnya,” kata dia, menjelaskan.

BACA:
Beli Obat dengan Teknik KLIK

Wid Patria juga menambahkan, kepikunan atau demensia menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan kognisi yang telah ada sebelumnya secara gradual, termasuk di dalam kecerdasan, memori, kemampuan berbahasa sehingga mengganggu activity of daily living atau aktivitas sehari-hari. “Mereka mulai kesulitan untuk mengingat sesuatu, menemukan kata-kata, menamakan benda-benda yang lazim atau sering merasa kehilangan,” ujar dokter lulusan spesialis saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Demensia memang biasa diidentikan dengan kelainan pada lanjut usia. Namun jangan salah, mereka yang berusia muda pun sangat mudah menderita kepikunan. Ini yang diistilahkan Dokter Wid sebagai depresi terselubung, karena walaupun secara fisik mereka terlihat sehat, tapi mereka mulai mengalami penurunan daya ingat, selalu lesu dan tidak bersemangat untuk memulai aktivitas.

BACA:
AIDS Seharusnya Tak Sebatas Pita Merah

Wid Patria juga menjelaskan pola hidup yang tidak sehat menjadi alasan utama mengapa demensia datang di usia muda. “Mereka tidak memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi, istirahat kurang, tidak bisa mengendalikan stres sehingga mereka mudah menjadi pikun atau pelupa,” kata ayah dua anak itu.

Kemunduran fungsi intelektual yang terjadi lebih dini ini juga dipicu beberapa penyakit seperti epilepsi, stroke yang sekarang banyak menyerang orang muda, infeksi otak tumor maupun kelainan pada darah serta beberapa penyakit lain. Faktor keturunan juga tidak menutup kemungkinan seseorang menderita demensia lebih awal. “Ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa pikun itu tren dari genetis,” kata Wid.

BACA:
Aktivitas Sehat Luar Ruang Bebas Indoor Polution

Wid juga menambahkan, untuk kepikunan yang terjadi dibawah usia 50 tahun, kebanyakan kasus yang ditemukan terjadi pada pria. meskipun belum diketahui penyebab pastinya. Namun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perubahan pola hidup menjadi biang utama demensia di usia muda.

Ambil contoh, dari kebiasaan mengonsumsi lemak berlebihan serta makanan yang kurang serat. Dari kebiasaan ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel lebih awal, termasuk sel-sel otak. Tidak mengherankan kemampun fungsi otak lebih cepat berkurang dari semestinya.

Bagi Yana Yulio, kepikunan sudah menjadi sifat juga ciri khasnya. “Tidak jarang, saya harus kembali lagi ke rumah karena ada yang tertinggal, saat saya akan keluar rumah,” kata pria jebolan Institut Pertanian Bogor ini mengenang. Meskipun begitu, Yana belum merasa sifat pelupanya itu merepotkan. “Saya belum kepikiran untuk ke dokter sih, masih merasa pelupa saya ini hal yang wajar, belum mengganggu banget,” ujar salah seorang vokalis Elfa’s Singer ini.

Baik Yana Yulio maupun Jason mungkin tidak terlalu mempedulikan tanda-tanda awal dari demensia atau kepikunan, tapi sepertinya yang dituturkan Maharishi Mahesh Yogi seorang guru spiritual dari India, “perfect health means no weakness anywhere, that is no weakness should remain in the body, or in the mind, or in the relationship between the body and the mind”, bahwa kesempurnaan kesehatan hanya bisa dicapai melalui kesadaran tinggi akan pentingnya kesehatan.

MEITA ANNISSA

Bagikan :

Advertisement