NYALANYALI.COM, Kisah – Musik adalah sesuatu yang alamiah sedangkan alam adalah sumber inspirasi tiada tepi. Keduanya bersenyawa dalam sajian musik tradisional. Kemendikbud (Kementerian Pendidikan Kebudayaan) mewadahi bakat anak-anak Indonesia dalam musik tradisional, diantaranya lewat FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) yang dihelat rutin tahunan untuk pelajar SD-SMA.
Secara bertahap, siswa berkompetisi sejak tingkat kecamatan hingga tingkat nasional. Tahun 2019 ini, Provinsi Banten menjadi tuan rumah pergelaran FLS2N tingkat nasional. Saya menjadi orang yang beruntung menyaksikan sajian musik yang dibawakan oleh siswa dari seluruh provinsi di Indonesia. Tentu lebih dari sekadar musik populis yang akrab di telinga.
Di Seruyan (kabupaten tertinggal terakhir di Kalteng) membincangkan musik tradisional, obrolan akan mengerucut pada sosok Pak Hari Moerda Djati. Beliau adalah pelatih tim musik SMPN 1 Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan. Tanpa bermaksud mengecilkan pegiat seni lainnya. Pak Hari membuat perbedaan dengan menentukan standar penyajian musik tradisional dengan sangat tinggi. Imbasnya adalah konsistensi untuk mewakili Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini di luar pembahasan mengenai pengelolaan logistik musik tradisional yang beratnya mencapai puluhan kilogram.
Sejak melatih tahun 2014, perlu 2 tahun, Pak Hari dan tim mendominasi untuk mewakili Kalimantan Tengah dalam cabang musik tradisional (2016-2019). Pada empat kesempatan tersebut, tim musik ini selalu masuk dalam kategori penampil terbaik di tingkat nasional.
Dalam ikhtiarnya, Pak Hari menyeleksi siswa sejak masuk SMP, berlatih berjam-jam setiap hari (termasuk hari libur & bulan puasa). Lebih dahsyatnya lagi, pada tahun berikutnya, Pak Hari dan tim bersiap membuat judul musik, alur cerita, komposisi musik, dan properti penunjang yang baru. Tidak ada istilah mempertahankan formula kemenangan. Justru hadir kembali dengan kesegaran musikal yang baru. Hal ini tentu penciri seorang musikus handal yang progresif.
Jenis alat musik, irama musik, keunikan pakaian dari bahan kulit kayu, hiasan kepala dari bulu burung, motif riasan, menjadi kekhasan sajian tim Kalimantan Tengah. Tentu saja dengan persiapan sematang ini, mengelola logistik keluar masuk bagasi pesawat, menjadi tantangan berikutnya.
Di laman facebooknya (Hari Moerda Djati). Saya menemui banyak ungkapan kebahagiaan dari masyarakat Seruyan. Rasa-rasanya tim musik tradisional SMP ini, sudah jadi kebanggan bersama warga Seruyan.
Tentu mayoritas masyarakat sudah tahu, bahwa Pak Hari lahir di Kabupaten Kebumen dengan studi mayor di bidang manajemen keuangan. Masyarakat paham, selama ini, cintalah yang menjadi bahan bakar Beliau dalam menerjemahkan alam Seruyan sebagai sumber inspirasi.
Seruyan – Kalimantan Tengah
Buku #sayabelajarhidup ke-11 Nusantara Berkisah 02:Orang-orang Sakti (2019)
Tags: