BESAR BESARAN, BERAT BERATAN, PAMER PAMERAN….

NYALANYALI.COM – Para pejabat saling mengabarkan tentang hewan kurban miliknya. Bukan kilogram lagi, sudah main ton tonan. Berat beratan. Besar besaran. Sapi kurban paling besar, paling spektakuler, paling Limosin dari yang limosin.

Para crazy rich tak mau kalah. Buat konten-kontenan hewan kurban. Bahkan ada yang tanpa malu membeli hewan kurban takut keduluan youtuber lainnya. Itu saja pun dijadikan konten. Mandiin sapi kurbannya sambil tertawa gembira seolah mainan, kelihatan panik sapi kurbannya tak bisa berdiri entah panik beneran atau panik panikan biar ada unsur dramanya, ada yang naik sapi kurban jumbo seperti sedang naik odong-odong tanpa merasakan perasaan si sapi yang tak lama lagi habis kontraknya di dunia. Ulah berkurban itu saja jadi konten dan dipamerkan.

Sementara seorang nenek pemulung selama 5 tahun menabung receh demi receh karena keinginannya membeli hewan kurban, tanpa sorot kamera dan tanpa kalimat pembuka “hello gaes”.

Kisah Yu Timah, penjual nasi bungkus rumah gubuk berlantai tanah mengumpulkan dari sedikit keuntungannya untuk membeli seekor kambing kurban. Dia bukan youtuber selebgram atau sultan sultanan, dia meyakini amal ibadahnya hanya Allah yang tahu.

Para pejabat dan orang-orang yang suka pamer kekayaan itu tercatat di tevelisi dan media sosial, telah berkurban dan memamerkannya tanpa malu sedikitpun. Uang dari mana buat membelinya barangkali tak seberkeringat nenek pemulung tadi.

Mereka memang berkurban tapi hanya adu tampil, berat beratan, besar besaran, pamer pameran. Ternyata arti berkurban bagi mereka hanya itu. Tidak lebih.

DIAN ANDRYANTO
#sayabelajarhidup

Bagikan :

Advertisement