Galak ke Drakor Racket Boys, Saja…

NYALANYALI.COM – Jakarta, Indonesia

Pada menit 25.30, empat orang pelatih buku tangkis Korea berada di restoran Hotel Matahari, Jakarta. Mereka mengeluhkan akomodasi dan tempat latihan pemain yang kurang memadai. Alasannya cuma satu, supaya pemain Indonesia bisa memenangi pertandingan 2021th Badminton Junior Open, dari pemain andalan putri Korea Selatan, Han Se-yoon.

Selanjutnya,
Han Se-yoon di kamar sedang cemas menghadapi pertandingan besok, karena pendukung pemain lawan (Indonesia) suka mengejek pemain tamu. Meskipun ia ungkapkan rasa irinya bahwa atlet badminton Indonesia selalu mendapat dukungan penuh penonton.

Seterusnya, saat pertandingan berlangsung. Dilihat dari atas arena bagai hanggar dengan merah putih besar menutup sebagian atap.

Ivana Putri, pemain Indonesia melakukan smash ke kiri Se-yoon. Smash Se-yoon menyangkut di net. Poin untuk Ivana Putri. Penonton Indonesia menyoraki Se-yoon.

Dua pelatih Korea Selatan saling bergumam, “Bukankah tak sopan mengejek saat gagal?”

Pelatih kepala di sebelahnya menjawab, “Mereka tak akan mengejek kalau tahu sopan santun.”

Penonton terus riuh meneriakkan putri..putri.. di balkon yang dominan warna merah. Beberapa spanduk terpasang “Saya Mendukung Ivana Putri” dan “Ivana Putri Menang”.

Pada menit ke 37.47, Smash Han Se-yoon mendarat keras di sebelah kiri Ivana Putri yang sudah tak bisa menjangkau. Itu artinya Se-yoon menang, skor disudahi 21-9, 21-7. Se-yoon juara.

Saat itu teriakan “Huuuuuuuu” berkali-kali dari balkon penonton mengarah ke Se-yoon yang hanya tersenyum sambil jalan, kepalanya sekilas mengarah penonton.

Menit 38.10, Se-yoon keluar arena dengan membuka tirai.

***

Itu adegan episode 5 Drama Korea (Drakor) Racket Boys yang kemudian membuat berang warganet negeri +62. Betapa galaknya netizen negeri ini karena adegan itu dianggap melecehkan negeri ini, tak semua penonton dan warga Indonesia stereotipe begitu. Seperti itu kira-kira kekesalan yang dilontarkan di sosmed.

SBS yang memproduksi serial Drakor itu langsung meminta maaf. Dan berjanji akan memperbaiki dan evaluasi. Rating drama komedi keluarga ini anjlok ke 17. Betapa sekali lagi, warganet Indonesia punya pengaruh besar. 11-12 dengan Cristiano Ronaldo geser dua botol minuman bersoda, kalau mau.

Yang dipertontonkan dialog dan gambaran Drakor Rocket Boys di episode 5 dan menit-menit yang saya unjukkan tadi memang agak mengesalkan.

Tapi saya juga punya pertanyaan? Entah badminton, sepak bola, voli dan lainnya. Jika tim lawan berbuat salah pernahkah penonton kita bertepuk tangan memberi semangat? Jika tim lawan kalah pernahkah penonton kita berdiri memberi hormat dan apresiasi terhadap perjuangan mereka? Yang kerap terdengar memang “Huuuuuuuu”.

Itulah gambaran penonton kita? Di hampir setiap pertandingan internasional. Mengapa drakor yang rasanya memberikan cermin kita ini patut disalahkan? Sepertinya justru harus berterima kasih, karena sikap kita selama ini ada di sana.

Hingga suatu hari, penonton yang sangat fanatik pada tim ini selalu memberi semangat kepada yang gagal, dan memberi apresiasi kepada tim tamu yang kalah. Dengan cara yang terhormat. Maka bisa dipastikan Drakor lainnya akan menampilkan penonton kita yang membanggakan.

Pentonton menikmati pertandingan dengan asyik, mana yang bermain bagus diberi tepukan, yang gagal diberi semangat. Tak lihat tim mana. Karena penonton menghargai pertandingan bukan sekadar fanatis sempit.

Kapan? Ya, ndak tahu.

Dan buat keperkasaan netizen Indonesia jika dimanfaatkan untuk mendorong kemaslahatan orang banyak dalam dunia nyata akan berdaya guna? Misalkan garang terhadap transparansi tes wawasan kebangsaan, pelemahan KPK, berbagai kebijakan tidak pro-rakyat, gaung antikorupsi dan demokrasi dan lainnya.

Jika netizen segalak ini mengkritisi maka para pejabat akan mikir berkali-kali korupsi dan ambil keputusan. Tapi, sayangnya belum ke arah sana.

Masih berani galak dengan drakor saja. Kalau soal lain, cerai berai.

Gamsahabnida

18 Juni 2021
S. DIAN ANDRYANTO
Penulis #sayabelajarhidup

Bagikan :

Advertisement