Philip John Pinsent: Indonesia Berpotensi untuk Pelayaran

NYALANYALI.COM, Hobi – Mengendalikan perahu layar di lautan lepas ternyata tak semudah bayangan. Dibutuhkan ketrampilan khusus, respon yang cepat dalam bertindak, dan juga otot yang kuat untuk bergerak.  Jarang sekali orang menekuni hobi ini, karena di lautan lepas terlalu banyak bahaya mengancam. Tapi bagi Philip J. Pinsent, libur berarti berlayar.

Ia mulai berlayar sejak usia sepuluh tahun. Pamannyalah yang memperkenalkan Philip pada kegiatan ini, dan sejak saat itu berlayar menjadi hobinya.  Apalagi setelah ia lulus Universitas Hawaii, pekerjaannya sebagai pendidik membuat pria yang menguasai beberapa bahasa ini kerap berpindah dari satu negara ke negara lain untuk mengajar, 

Di setiap negara yang ia tinggali, berlayar menjadi kegiatan yang tak pernah ditinggalkan . “Hanya di Papua Nugini saya tidak bisa berlayar, karena tinggal di atas gunung. Tetapi saya masih bisa sesekali scuba diving jika turun ke pantai,” ujar pria kelahiran 8 Desember 1945 ini, 

Mendengar cerita petualangannya berlayar di sejumlah negara sangatlah menarik, namun bagaimana pendapatnya soal dunia pelayaran di Indonesia?  “Indonesia negara yang bagus untuk pelayaran, beberapa daerah  bisa menjadi tempat berlabuh para pelayar dan berpotensi mendatangkan wisatawan. Sayangnya jarang sekali yang mau mampir dan berlabuh di Indonesia karena prosedur yang terlalu sulit,” kata pria berkebangsaan Inggris ini.

Menurut pengalamannya, perijinan dan prosedur pelayaran di Indonsia sangat berbeda dengan negara lain pada umumnya. “Bayangkan untuk mengeluarkan kapal dari Bali sekadar keliling ke Lombok, Komodo, dan sekitarnya harus mengurus sembilan surat perijinan dengan waktu dan biaya yang tidak sedikit,” kata pria yang sudah malang melintang di berbagai negara untuk berlayar.

Padahal  banyak pelayar asing yang ingin berlabuh dan berkelilling melihat pulau-pulau indah di Nusantara, tapi niat itu urung dilakukan karena prosedur tadi. Sungguh sayang, di tengah upaya untuk menggalakkan sektor  wisata  bahari, namun nyatanya cukup banyak kendala di lapangan. “Padahal ini bisa menjadi penyumbang devisa bila semakin banyak pelayar yang berlabuh di perairan Indonesia,” ujarnya.

Menurut Philip, wisata bahari sangat memiliki peluang untuk menjadi destinasi unggulan, masalahnya saat ini masih belum semua potensi wisata bahari  ini dikembangkan secara maksimal, sehingga belum bisa dilihat hasilnya. “Hanya scuba yang tampaknya sudah mulai banyak diminati wisatawan, tetapi untuk kapal layar belum menjadi tujuan wisata.”Kini, Philip biasanya memanfaatkan waktu liburnya untuk berlayar diseputar Kepulauan Seribu.“Kalau hanya berlayar di Kepuluaan Seribu tidak membutuhkan ijin yang berbelit,” kata dia, seraya tertawa. 

URRY KARTOPATI

Bagikan :

Advertisement