Bahenol Karam di Teluk Sape

NYALANYALI.COM, Kisah – Dokter bedah itu, Dr Lie Agustinus Dharmawan mendedikasikan dirinya mengembangkan rumah sakit apung (RSA) Lie Dharmawan untuk lakukan layanan kesehatan menjangkau sudut-sudut Nusantara yang terjauh dan terpencil.

Rumah Sakit Apung ini merupakan program doctorSHARE yang dimulai pada 2013 untuk mengatasi kebutuhan masyarakat yang kekurangan akan fasilitas kesehatan di pulau-pulau terpencil Indonesia.

Dibangun dari sebuah kapal kayu kecil, RSA dr. Lie Dharmawan telah berlayar melayani masyarakat di pulau-pulau kecil terpencil mulai dari barat sampai timur Indonesia, melakukan ratusan operasi mayor dan minor, serta memberikan pemeriksaan dan perawatan kesehatan untuk ribuan penduduk lokal.

Sudut-sudut pulau dari Senayang Kepulauan Lingga hingga Tanimbar Kei Malutu Tenggara, dari Lembe Bitung hingga Agats Kabupaten Asmat, dari Gane Halmahera Selatan hingga Patisirawalang, Kabupaten Flores Timur. 

Entah berapa ribu, mungkin sampai jutaan orang yang disentuh bantuan pengobatan ini. Entah sudah berapa banyak donatur yang mengulurkan bantuan untuk mendukung program kemanusiaan ini.

Dan, dalam pelayarannya “Bahenol” begitu julukan RSA dr Lie Dharmawan ini, karam di Selat Sape, NTB. “Dalam pelayaran dari Kupang, NTT – menuju Torano, Sumbawa Besar, NTB di Perairan Bima, kapal mengalami musibah hingga karam,” ujar dr Lie dalam keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021). Tak ada korban jiwa, 6 kru selamat.

Netizen pun berbondong-bondong prihatin atas musibah itu. Menyampaikan belasungkawa, bahkan donasi agar RSA kembali hadir melayani rakyat di sudut-sudut pulau yang nyaris tak tersentuh layanan kesehatan. Pengobatan gratis diberikan, nyata di depan mata. Mereka yang datang, bukan warga yang mencari.

***

Lie Dharmawan satu contoh. Ia mendedikasikan dirinya dalam diam untuk kemanusiaan. Tidak berteriak dan gila hormat. Tidak minta disorot kamera dan media. Melayani rakyat tak pernah sambat, mengeluh ini dan itu yang justru memberatkan rakyat.

Rumah Sakit Apung tenggelam, ia hanya mengeluarkan rilis sederhana. Warga yang merasakan manfaatnya yang kemudian secara berantai menyampaikan keprihatianan itu, dari Sabang Sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Takl banyak orang seperti dr Lie Dharmawan. Kalau pun mau, dia sebenarnya bisa mendirikan rumah sakit besar di kota-kota besar. Mendapat keuntungan finansial yang jelas di sana. Nama pun bisa kondang. Tapi ia tak memilih itu, bersama rumah sakit apungnya ia menjelajah Nusantara. Membaktikan diri kepada negara yang membesarkannya. 

Pengobatan gratis kepada rakyat di sudut dan pulau terpencil, adalah bakti sesungguhnya. Sentuhannya terasa nyata. Sayang, sementara tak berlanjut karena Bahenol karam pekan lalu.

Namun, sungguh tak akan lama. Pasti akan muncul rumah sakit apung lainnya. Karena berbuat baik untuk sesama laiknya candu. Bahagia yang tak terkira.

Pondok Labu, 21 Juni 2021
S. DIAN ANDRYANTO

Penulis #sayabelajarhidup

Bagikan :

Advertisement