Misteri Jejak Tentara Nazi di Bogor (02): Monumen di Tengah Kebun Teh

NYALANYALI.COM – Kehadiran Hellferich bersaudara di kawasan kaki Gunung Pangrango itu merupakan buah dari politik pintu terbuka (opendeur politiek) Pemerintah Hindia Belanda yang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada orang Eropa non-Belanda untuk berinvestasi di Hindia Belanda.

Keputusan dua bersaudara itu untuk berinvestasi di Hindia Belanda sudah tepat. Mereka meraup banyak keuntungan dari perkebunan teh Cikopo. Itu dibuktikan dengan sanggupnya perusahaan mereka membuat sebuah pabrik teh, lengkap dengan kabel pengangkut untuk mengangkut daun teh dan gedung-gedung peristirahatan.

Selain sebagai pengusaha, Hellferich bersaudara juga dikenal memiliki jiwa patriotik. Mereka sangat mencintai Kekaisaran Jerman dan menghargai aksi-aksi para pahlawannya. 

BACA:

Misteri Jejak Tentara Nazi di Bogor (02): Makam Jerman di Kaki Gunung Pangrango

Termasuk aksi kepahlawanan Admiral Maximilian Graf von Spee yang pada 8 Desember 1914 bentrok dengan Inggris hingga menyebabkan sang admiral beserta kapal perangnya karam di Kepulauan Falkland.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Komandan Skuadron Jerman Asia Tenggara (Deutsch-Ostasiatisches Geschwader), Hellferich bersaudara membangun sebuah monumen peringatan di area perkebunan teh miliknya di Kampung Arca Domas.

Peresmian tugunya sendiri baru diadakan pada 1926, berbarengan dengan kunjungan sebuah kapal penjelajah Jerman dengan nama “Hamburg” di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.


ANDRY T. TJITRA – Bogor

Bersambung: Misteri Jejak Tentara Nazi di Bogor (03): Kisah 8 Serdadu Muda Jerman 

Bagikan :

Advertisement