NYALANYALI.COM – Mengenali budaya Betawi bukan hanya ondel-ondel. Bukan pula hanya kawasan tradisional Betawi seperti daerah Condet, Jakarta Timur atau Setu Babakan di Jakarta Selatan. Tidak juga cuma atraksi palang pintu di pernikahan adat.
Nah, mengetahui budaya Betawi bisa dimulai dengan mengenali lima produk budaya Betawi yang diperoleh turun menurun, seperti Lenong, Gambang Kromong, Cokek, Sambrah hingga Keroncong Tugu. Berikut kelima budaya Betawi tersebut:
Lenong
Lenong merupakan teater tradisional Betawi, sebuah pementasan lenong diiringi musik Gambang Kromong. Cerita dalam sebuah pementasan lenong tidak hanya mengandung unsur hiburan, tetapi juga sarat mengandung pesan moral.
Lenong terbagi menjadi dua, Lenong Denes (dari kata dinas). Lenong jenis ini kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan dan busana yang digunakan formal, dialog pun menggunakan bahasa Melayu Tinggi. Kemudian yang kedua Lenong Preman umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari busana yang dikenakan pun tidak formal, dialog dalam bahasa sehari sehingga lebih ringan. Tak heran lenong Jenis Preman inilah yang banyak berkembang di masyarakat.
Gambang Kromong
Gambang Kromong merupakan orkes musik asal Betawi yang memiliki unsur kesenian dari negeri Cina. Nama Gambang Kromong diambil dari dua alat musik yaitu Gambang dan Kromong. Selain Gambang dan Kromong, alat musik yang mencirikan unsur pribumi adalah gendang, kecrek dan gong.
Unsur Cina pada kesenian Gambang Kromong terlihat salah satunya dengan terdapatnya beberapa alat musik yang berasal dari Cina, seperti, Tehyan, Kongahyan dan Sukong. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada lagu-lagunya. lagu-lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti Surilang, Persi, Jali-jali, Lenggang-lenggang Kangkung. Lagu-lagu yang bercorak Tionghoa, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Phe Pantaw, Kong Jilok.
Kini Gambang Kromong mengalami perkembangan, sekarang terdapat dua jenis, Gambang Kromong asli dan Gambang Kromong Kombinasi. Gambang Kromong Kombinasi menggunakan alat musik barat modern.
Cokek
Cokek adalah sebuah tarian yang diiringi dengan orkes Gambang Kromong. Ada beberapa versi yang menyebutkan asal Tarian Cokek. Salah satunya mengatakan Cokek merupakan kesenian yang muncul di daerah Tangerang. Dari beberapa versi ada satu kesamaan yakni Cokek merupakan hiburan para tuan tanah.
Para penari Cokek mengajak tamu untuk menari bersama, dengan mengalungkan selendang. pertama kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu bersedia ikut menari maka mulailah mereka menari berpasang-pasangan atau biasa disebut ngibing. Para penari cokek biasanya tidak mendapat bayaran, mereka mencari sendiri dari tamu yang di ajaknya menari.
Sambrah
Sambrah merupakan seni musik asal tanah Betawi. Istilah Sambrah berasal dari kata bahasa Arab, samarokh artinya berkumpul atau pesta dan santai. oleh orang Betawi samarokh diucapkan menjadi sambrah.
Instrumen musiknya antara lain : harmonium, biola, gitas, string bas, tamburin, marakas, banyo, dan bas betot. lagu-lagu Sambrah berisi nasehat dan saling mencintai. Seperti halnya seni asal Betawai. Sambrah juga dipengaruhi kesenian dari luar Indonesia seperti Melayu, Arab dan India.
Keroncong Tugu
Keroncong adalah seni musik asal Indonesia yang dipengaruh oleh musik barat. Di daerah Kampung Tugu Jakarta Utara, Banyak penduduk yang memainkan dan mengembangkannya musik aliran ini sehingga terkenallah dengan sebutan Keroncong Tugu. Kebanyakan mereka yang memainkan adalah keturunan Portugis.
Sedangkan nama Keroncong sendiri terdapat beragam pendapat dan beragam versi. Alat musik yang biasa digunakan dalam musik keroncong biasanya biola, ukulele, Flute, Cak (Banjo), Gitar, Cello, dan Bass.