NYALANYALI.COM – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Rafly Zaka Rulloh dan Figo Fergiyanto Dachlan menciptakan alat yang dapat mendeteksi keberadaan ikan. Alat ini dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan.
Dalam laman Its.ac.id, alat bernama Smart Fish Detection Technology (SMAF-DT) dipasang pada bagian bawah perahu, sehingga bisa mendeteksi keberadaan ikan di dalam perairan dengan menggunakan sensor. Inovasi Rafly dan Figo, mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi, karena hasil tangkapan ikan para nelayan di Selat Madura relatif sedikit.
Ide berawal dari pengamatan terhadap kebiasaan para nelayan yang setiap hari mencari ikan di Selat Madura. Mereka melihat hasil tangkapan ikan nelayan Kabupaten Bangkalan relatif sedikit dibandingkan dengan nelayan daerah lain, sehingga berpengaruh pada perekonomian mereka.
Rafly mengatakan hal tersebut terjadi karena daerah jangkauan perairan yang kecil. Selain itu, metode penangkapan ikan juga masih menggunakan cara lama. Cara ini dengan menebar jaring di tengah laut berdasarkan naluri, ingatan dan perkiraan para nelayan terhadap riwayat penangkapan ikan sebelumnya.
Saat di tengah laut, nelayan menebar jaring dan memukul-mukul air di sekelilingnya supaya ikan-ikan tersebut bergerak menuju jaring. Belum lagi, selama kurang lebih enam jam di tengah laut nelayan hanya akan pulang membawa hasil tangkapan 3 – 5 kilogram saja. Tentu saja ini tidak sebanding dengan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan oleh nelayan.
SMAF-DT memanfaatkan gelombang bunyi dan sensor ultrasonik untuk mendeteksi pergerakan ikan di laut. Kemudian dilengkapi dengan lampu alarm di atas perahu sebagai indikator.
Ketika perahu mulai berjalan menuju laut, sensor mulai mendeteksi adanya pergerakan ikan yang ada di dalam air.
“Saat sensor tersebut mengenai ikan maka lampu indikator akan menyala,” kata Rafly, seperti dikutip dari Its.ac.id. SMAF-DT ini mampu mendeteksi area dengan banyak ikan, sehingga nelayan bisa menebar jaring di area tersebut dan mendapatkan hasil yang maksimal.
SMAF-DT juga dilengkapi dengan teknologi pelacakan posisi melalui GPS sehingga dapat memantaupergerakan kapal dan merekam posisi riwayat penangkapan sebelumnya.
Alat yang dapat disambungkan ke smartphone ini bisa digunakan oleh orang di rumah agar memantau posisi perahu di mana secara langsung melalui aplikasi SMAF-DT.
Selain itu, aplikasi SMAF-DT juga dilengkapi dengan main menu Tentang Ikan. Fitur ini berguna untuk menambah pengetahuan para nelayan mengenai jenis-jenis ikan beserta kandungannya. “Jadi aplikasi ini juga bisa digunakan meskipun nelayan tidak melaut,” ujar Rafly.
Kelebihan alat ini, kata Rafly, bisa membantu nelayan untuk membuat tangkapan banyak, sehingga meningkatkan perekonomian keluarga. Kemudian, juga dapat sebagai alat keselamatan karena dapat memantau pergerakan perahu.Dengan teknologi yang sederhana, mereka berharap alat ini terjangkau dan ekonomis bagi para nelayan di daerahnya.
Berkat inovasi yang dinilai sangat bermanfaat bagi nelayan di pesisir Selat Madura, SMAF-DT ini menjuarai dan memperoleh penghargaan dalam kompetisi Bara Muda Essay Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Trunojoyo Madura.
Aplikasi ini, kata Rafly, diharapkan bisa segera direalisasikan dan diproduksi masal, sehingga bisa digunakan oleh semua nelayan di Indonesia. “Jadi bukan hanya nelayan Kabupaten Bangkalan yang ada di pesisir Selat Madura, tapi semua nelayan yang ada di Indonesia,” katanya, seperti ditayangkan di situs Darilaut.id.