NYALANYALI.COM, Perjalanan – Kalau ada pertanyaan kota apa yang paling terkenal saat ini, mungkin sebagian besar akan menjawab Wuhan, Cina. Sejak awal tahun lalu, nama Wuhan mendunia, dikenal orang di hampir semua negara.
Tulisan berikut adalah cerita tentang Wuhan lima belas tahun lalu, saat kawasan itu baru mulai dikembangkan sebagai pusat teknologi masa depan Cina, saat Optics Valley baru saja diresmikan.
Jika Anda tertarik pada wisata sejarah, Yellow Crane Tower adalah pilihan pertama untuk dikunjungi. Menara ini terletak di sisi sungai persis di ujung timur Yangtze Bridge yang menghubungkan Hanyang dan Wuchang. Ini adalah peninggalan tertua yang ada di Wuhan. Bangunan itu didirikan tahun 223 pada masa Dinasti Wu, menara berumur 17 abad ini berkali-kali dipugar, khususnya dalam 100 tahun terakhir. Pemugaran terakhir dilakukan tahun 1981 dan diselesaikan empat tahun kemudian.
BACA:
Jalan-jalan ke Wuhan,Cina (01): Kota Seribu Danau
Pilihan berikutnya adalah Hubei Provicial Museum, masih di wilayah Wuchang. Dengan 30 yuan, Anda bisa melihat hasil penggalian makam Zeng-Hou-Yi, seorang pangeran dari 24 abad lampau (433 SM). Ia seorang seniman sehingga peninggalannya berupa emas, perak, dan giok dalam bentuk dan ornamen bercita rasa tinggi.
Yang paling menarik di sini adalah perangkat alat musik dari berbagai jenis, ciptaan si pangeran dalam titi nada yang unik. Dengan membayar tambahan 10 yuan, bisa menyaksikan beberapa komposisi ciptaannya yang dimainkan dengan replika perangkat ini. Hasilnya, sebuah konser musik yang unik dan aneh di telinga tapi tetap dapat dinikmati. Satu hal lagi, di museum ini tersedia pemandu yang rata rata berbahasa Inggris sangat baik, sesuatu yang masih langka di Cina.

Museum lain yang patut dikunjungi adalah National Stone Museum. Di sini tersimpan sekitar 1.300 potong batu berasal dari seluruh Cina, kecuali satu buah batu yang berasal dari Malaysia. Bebatuan ini dikelompokkan dalam berbagai kategori berdasarkan bentuk, lapisan, kandungan mineral, dan fosil binatang purba. Koleksi paling berharga di sini mungkin kristal ketiga terbesar di Cina. Berdasarkan keyakinan setempat, batu adalah koleksi yang sangat dihargai di Cina.
Wisata menjelajah Donghu juga tidak kalah menariknya. Danau seluas 33 hektare ini menyimpan berbagai jenis ikan, teratai, juga burung air sejenis bangau. Selain ikan dan unggas, sepanjang tepi danau dengan garis pantai 110 km ini menyimpan keindahan berbagai tumbuhan. Menurut catatan, setidaknya ada 372 jenis pepohonan unik dan lebih dari 390 bunga yang dilestarikan di sini. Bahkan pusat penelitian teratai dan plum didirikan di kawasan ini.
Di tenggara Donghu ada Chu Tian Tai, sebuah kota buatan dengan setting tempat peristirahatan di masa lalu, lengkap dengan tamannya yang apik. Chu City terletak di Bukit Moshan, memasuki gerbang kota di tepi Donghu kita membayar 40 yuan. Dengan menaiki tangga batu kira-kira setinggi pemakaman Imogiri di Yogyakarta, kita akan sampai di halaman suatu paviliun.
Bangunan tiga lantai setinggi 36 meter ini dibangun di puncak bukit seluas 2300 m2. Dari teras lantai dua, kita bisa memandang hampir seluruh danau, sementara di kejauhan sayup-sayup nampak Kota Hankou. Di lantai tiga, ada konser musik dengan perangkat persis seperti di Museum Hubei, tapi di sini memainkan lagu-lagu barat seperti Ode of Joy dan Swing Low Sweet Charriot. Perangkat musik yang diciptakan 24 abad lalu, ternyata dapat memainkan skala diatonis cromatis dengan baik.

Selain Bukit Mo dan botanical garden, adalah Tingtao, Louyan, Bai Ma, Chui Di, dan Luohong Hills, merupakan Pantai Donghu lainnya yang layak ditilik, terlebih lagi kalau Anda berkunjung di musim semi.
Menyeberangi Yangtze menuju Hanyang, Anda harus melalui jembatan Changjiang dengan bentangan 1,6 km. Dibuat tahun 1955, jembatan dua tingkat ini -mobil di atas dan kereta api di bawah- menjadi kebanggaan warga kota Wuhan, karena jadi pemersatu tepi barat dan timur Yangtze.
Changjiang sendiri adalah sebutan sungai Yangtze dalam bahasa lokal, . Saat ini ada empat jembatan yang melintasi Yangtze, tapi yang disebut jembatan Changjiang yang pertama itu tadi, dan masih menyimpan pamor tersendiri. Dengan membayar 3 yuan, Anda bisa naik ke menara di setiap ujung jembatan untuk melihat keindahan jembatan dan sungainya.
Di Hanyang, peninggalan terpenting adalah wihara Guiyuan (Guiyuansi). Sebuah biara budhis yang didirikan pada awal Dinasti Qing (mancu). Di areal seluas 4,5 hektar ini berdiri dua hektar bangunan yang terbagi tiga blok. Bangunan utama merupakan tempat ibadah, hanya dibuka pada hari hari tertentu. Di sebelahnya ada ruang arhat, tempat belajar yang berisikan 500 patung dalam berbagai posisi sesuai ajaran Buddha.
Yang terakhir adalah ruang sutra. Dibuat pada masa kaisar Kangxi untuk tempat menyimpan berbagai koleksi, khususnya sutera. Ada sekitar 7.000 sutra tersimpan di ruangan ini. Disini juga ada patung sakyamuni yang indah terbuat dari batu giok putih utuh, diukir dengan sangat halus.