NYALANYALI.COM – Meski Jakarta Selatan berkembang paling akhir dibanding wilayah lainnya, namun cukup banyak tempat-tempat bernuansa seni dan budaya bercokol disini. Mulai dari museum seni, teater, hingga sebuah perkampungan yang didirikan khusus sebagai pusat seni dan budaya Betawi.
Di daerah Cilandak, ada Museum Basoeki Abdullah yang berisi lukisan-lukisan karya sang maestro, tak jauh dari museum tersebut, berdiri pula Museum Tekstil Harry Dharsono. Sementara Komunitas Salihara didirikan untuk memenuhi kebutuhan para penggiat maupun penikmat seni.
Museum Basuki Abdullah :
Kreasi Sang Maestro
Menjelajahi museum pelukis ternama kelahiran Solo ini, pengunjung akan diajak mengenal sejarah sang maestro. Diruang pengenalan ini terdapat beberapa barang-barang seperti baju, piagam dan beberapa benda koleksi pribadi almarhum, disini juga terdapat sebuah lukisan yang pertama kali dibuatnya, sebuah lukisan tokoh India, Mahatma Gandhi.
Memasuki ruangan selanjutnya, ruang tengah, terdapat koleksi jam tangan cucu Dr Wahidin Sudirohusodo ini, di sini juga terdapat sebuah senapan yang digunakan oleh sekawanan orang yang perampok rumah Basuki Abdullah, pada tragedi tersebutlah pelukis ini meninggal dunia.
Tepat di sisi kanan ruang tengah terdapat kamar tidur, ruangan ini disebut Ruang Memorial. Sementara disisi kiri, terdapat ruangan yang menyimpan benda seni koleksi Basuki Abdullah seperti, wayang kulit, patung dan banyak lagi.
Koleksi lukisan aliran realis dan nuturalis ini dapat disaksikan di lantai dua museum. Penataan lukisan terbagi dalam beberapa tema, yaitu, Pemandangan Alam, Manusia, Potret dan Model, dan tema abstrak. Beberapa lukisan yang pamerkan antara lain, Kesederhanaan yang terindah, Tari dari Sulawesi, Ratu Kecantikan Venezuela,
Dari semua karya besar yang pernah dibuat, tidak semua di pamerkan dimuseum yang diresmikan 25 September 2001 oleh Menbudpar I Gede Ardika ini. Karena keterbatasan ruangan maka pihak pengelola memamerkan koleksi karya secara berkala.
Museum Tekstil Harry Darsono :
Pertama di Indonesia
Museum yang satu ini tak boleh Anda lewatkan, Museum Teksti Harry Darsono. Museum ini menjadi satu-satunya Museum Fashion di Indonesia, khususnya adibusana. Kehadirannya juga semakin memperkaya Jakarta dengan nuansa seni dan menjadi agenda kunjungan wisata yang ditawarkan Jakarta.
Harry selama ini dikenal masyarakat sebagi perancang yang berbakat dan banyak mennelurkan karya busana berkelas. Kepiawan Harry meranrancang membuat karyanya juga banyak di pakai oleh bangsawan asing.
Di museum yang dibangun pada 1996 ini, Anda dapat melihaat beraneka bentuk karya, terutama yang berhubungan dengan rancang busana, asesoris, dekorasi interior.
Tersimpan juga karya-karyanya sejak 1970-an hingga sekarang dalam bentuk adibusana, art to wear, kostum panggung kontemporer, tapestry, lukisan berukuran besar di atas sutra, desain-desain perhiasan, desain trofi, tenun ikat, sulaman dekoratif dan masih banyak lagi
Yang tak kalah menarik dan bersejarah adalah koleksi gaun-gaun adibusana dengan sulaman emas murni yang pernah dipesan oleh wanita-wanita bangsawan dunia. Adibusana tersebut termasuk gaun pengantin bersulam emas dan manik-manik gelas yang sangat elegan.
Salihara:
Komunitas Penggiat Seni
Berwisata seni di Jakarta Selatan berarti Anda tak boleh melewatkan Komunitas Salihara di kawasan Pasar Minggu. Di sini terdapat sebuah komplek yang terdiri dari tiga bangunan yang menjadi tempat banyak seniman dari berbagai disiplin seni berkumpul dan berkarya.
Di atas tanah seluas 3.237 meter persegi ini berdiri gedung teater black box, ruang pameran, ruang serbaguna, toko buku, perpustakaan, dan kafe. Salihara dibangun dengan melibatkan tiga arsitek yakni, Marco Kusumawijaya, Adi Purnomo, dan Andra Martin.
Teater Black Box adalah satu-satunya di Indonesia panggung pertunjukkan di teater ini dapat di setting sesuai dengan kebutuhan penampilan, sehingga sangat mendukung maksimalnya sebuah pertunjukkan. Ruang pamer atau galeri yang dimiliki Salihara pun sangat unik, galeri ini pada siang hari memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangannya. Selain itu dinding ruang galeri juga dibuat silinder dengan lingkarnya yang sediki oval dan mendesain dinding galeri tak bertepi yang memungkinkan memamerkan lukisan atau karya instalasi berukuran apapun. Salihara, sebuah tempat yang mampu menjadi surganya para seniman berkreasi.