Zhafira dan Homeschooling

NYALANYALI.COM, Kisah – Bagi Zhafira Khairunnisa, bocah berusia delapan tahun ini,  belajar di rumah (BDR) dengan sistem daring, membuatnya flashback pada beberapa tahun silam ketika ia belum masuk ke sekolah dasar.

Ia hanya merasakan belajar di bangku SDN Golo, Batikan Baru Umbulharjo Yogyakarta, selama satu tahun, naik kelas dua, setahun penuh belajar di rumah karena pandemi yang belum kunjung usai.

“Sekolahku yang sekarang sama seperti sekolahku yang dulu sebelum masuk SD,” katanya dengan nada penuh percaya diri.

Putri kedua dari Bapak Khoiril Anwar ini selalu konsisten menjawab bahwa sebelum memasuki jenjang sekolah dasar, ia terlebih dulu memasuki ‘Homeschooling’.

Setiap kali ditanya berapa jumlah guru dan siapa saja gurunya, ia segera menjawab,  “Guruku ada empat, ayah, bunda, kakak dan eyang”.

Sekilas terdengar mengada-ada, namun jika dilihat kesehariannya dirumah maka menjadi mahfum mengapa ia menjawab demikian. Sebagaimana prinsip yang diyakini bahwa ‘rumah harus menjadi sekolah pertama dan utama’ maka orangtua  sebagai pendidik pertama dan utama memberikan fasilitas peralatan dan perlengkapan belajar, mulai menyediakan buku-buku bacaan, ragam mainan yang tentu saja bernilai edukatif.

Khoiril, sang ayah menambahkan,”Belajar di rumah bisa dimodifikasi dengan beragam metode sehingga Zhafira tidak terlalu beban dengan istilah belajar, tetapi bermain sambil belajar”. 

Belajar tak boleh dipaksakan, harus dilakukan dengan senang hati dan sepenuh hati, karena itu seringkali apa dan bagaimana proses belajar yang dilakukan menyesuaikan kondisi Zhafira. 

Pada saat senang menggambar dan mewarnai, maka yang disediakan adalah lembar mewarnai, atau buku gambar dan pensil warna, crayon dan sejenisnya. Pada saat jenuh mulai dirasakan, Zhafira boleh bermain di halaman sambil mengenal ragam tumbuhan dan tanaman.

Prinsipnya, semua bisa jadi alat dan bahan pembelajaran, mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, kamar tidur, dll.

Lebih lanjut, Khoiril yang sehari-hari bergelut di dunia informasi dan teknologi, menjadikan Zhafira mengenal dunia digital sejak dini. Sekali waktu ia diizinkan mengoperasikan laptop sambil mengenal beberapa istilah sederhana seperti monitor, screenshoot, delete, send, remove, dan istilah lainnya.

Saat ini dengan kegemarannya membaca dan menulis, Zhafira sedang merampungkan beberapa tulisan. Ia berharap dalam waktu dekat bisa merilis antologi solonya. 

“Bunda dan kakakku sudah punya buku, aku juga ingin punya, doakan ya,” kata Zhafira sembari memperlihatkan beberapa tulisan yang tengah disusunnya.

16 Juni 2021

FAUZAH ROMADHON KHOMSAH

*)ibu rumah tangga dan pengamat tumbuh kembang anak

Bagikan :

Advertisement