NYALANYALI.COM – Jurnalis muda itu tengah ditugaskan menulis tentang seorang ibu yang kedapatan mencuri sekaleng susu di sebuah mini market, di pojokan Jakarta.
Polisi menjelaskan, perempuan parobaya itu kedapatan mengambil barang yang bukan miliknya. “Itu memenuhi pasal tentang pencurian di KUHP pasal 362, dengan ancaman pidana paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilanratus ribu rupiah,” kata Pak Polisi.
Depan mini market sudah berkumpul banyak orang, ingin melihat tangkap tangan pencuri kaleng susu itu. Sebagian besar dalam benaknya, mereka telah menempelkan label pencuri pada wajah ibu itu, tak perlu mendengar alasan melakukannya lagi. Teman media lain, setelah wawancara polisi, sudah berlari ke kantor balapan adu cepat menulis berita.
Jurnalis muda, yang belum lama lulus kuliah dan masih hangat segala pelajaran tentang etika jurnalistik, kemudian mengalihkan pandangannya kepada perempuan yang duduk di pojok mini market yang masih terus menangis, sambil memeluk anak balitanya.
“Apa alasan ibu mengambil kaleng susu itu?” tanyanya, serius.
Ibu itu menjawab disela antara tangis dan takutnya. “Saya sudah bercerai, sebulan lalu perusahaan bangkrut dan saya termasuk cleaning service yang diberhentikan, saya tidak bisa lagi menyusui anak saya, saya…. saya terpaksa mencuri untuk anak saya ini,” katanya, sesenggukan. Mulutnya bergetar. Mata bening bocah balita itu menatap ibunya.
***
Sampai di kantor, anak muda itu menuliskan berita itu. Pencurian sekaleng susu oleh seorang ibu. Ia tulis hasil wawancara polisi, ia tulis motif si ibu. Berimbang ia tuliskan. Masyarakat pembaca akan menilai dengan lebih adil.
Di televisi, seorang ketua umum partai kena operasi tangkap tangan (OTT) KPK, terjerat kasus jual-beli jabatan, ratusan juta banyaknya. Jurnalis muda itu membanting keyboard, hingga teman sebelahnya terloncat.
Ia berdiri sambil menunjuk televisi, yang tengah menayangkan wajah ketua umum sebuah partai itu cengengesan digelandang petugas KPK. “Berapa banyak kaleng susu yang bisa dibeli dengan uang itu, diberikan kepada mereka yang tak bisa membeli sekaleng susu pun buat anaknya,” kata dia, sambil mengumpat sangat kasar.
23 Mei 2019
S. DIAN ANDRYANTO
Penulis #sayabelajarhidupBACA:
Cover Both Side