Banting Setir, Bertahan di Tengah Pandemi

 
NYALANYALI.COM – Sebelas bulan bukan waktu yang sebentar, saat pandemi Covid-19 ini mendera. Efek domino akibat wabah virus corona ke mana-mana. Upaya menghambat penularan Covid-19 menjadi sama pentingnya dengan dampak ekonomis yang diakibatkan situasi ini. 

Perusahaan-perusahaan mulai melakukan pengurangan pegawainya secara signifikan. Total pengangguran yang semula 7,1 juta, pada akhir November 2020 menjadi 9,77 juta orang. “Tingkat pengangguran ini, kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat adanya COVID-19 adalah 2,67 juta orang,” kata Menkeu Sri Mulyani.

Namun, dalam situasi sulit ini segala daya pun dikerahkan untuk bertahan. Banting setir pun dilakukan, yang penting dapur bisa ngebul. Sebagian kerabat NyalaNyali.com yang tak mau diam dan berpangku tangan mengisahkan bagaimana ia bergerak, menggapai harapan dan menghadapi realita sehari-hari. Mereka yang tak mudah dipatahkan semangatnya.

Eko Hadi Sulistia
Nama Usaha: “Dah Mamam?”
IG: @dahmamam17
Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur


“Pandemi 2020 adalah sebuah revolusi besar dalam hidup saya dan istri, tidak pernah terbayangkan dalam hidup kami berdua kalau kami akan memiliki usaha dalam bidang kuliner. Sekitar pertengahan 2020 perusahaan tempat saya bekerja mengalami collapse keuangan yang membuat sebagian besar karyawan merasakan dampak tersebut seperti pemotongan gaji, bahkan ada beberapa di antaranya mengalami PHK.

Saat itulah seketika istri saya (Ade) berinisiatif untuk mencari tambahan dengan berjualan sandwich, sejak saat itu kami pun terbiasa berinovasi dengan berbagai macam menu seperti jualan klepon, ogura cake, lemper ayam dan roti isi ayam. Namun dari sekian banyak usaha makanan yang kita coba selama pandemi ternyata pencarian kami berhenti di usaha bakmi ayam.

Semula kami membuat dan menjual mie telor bebek mentah sebelum menjual versi matang yaitu bakmi ayam dari telor bebek. Perjuangan kami dalam mengembangkan usaha ini pun tak sedikit harus mengalami jatuh bangun seperti komplen soal rasa, packing yang sempat beberapa kali rusak selama pengiriman dan masih banyak lagi.

Perlahan namun pasti bakmi ayam kami mulai digemari konsumen meski masih terhitung baru tak jarang kami menerima repeat order dari pemesan. Untuk omzet sendiri setiap pre order kami bisa mendapat keuntungan bersih Rp 300 ribu- Rp 400 ribu per satu kali pre order, disamping itu kami pun dapat membantu memberikan tambahan penghasilan untuk tukang ojek yang terkena dampak pandemi dimana beliau bisa menjadi kurir pribadi “Dah Mamam?”.  Kami yakin ketika kita bisa membantu membuka satu pintu jalan keluar untuk orang yang membutuhkan, maka Tuhan pasti akan buka dua pintu jalan keluar bagi kami.”

Norman Senjaya (Komeng)
Nama Usaha: JAMER 313
Kampung Pinggir Rawa RT 002/04, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat

“Demi bertahan di masa pandemi, saya tak ragu untuk mendorong gerobak susu jahe merah yang diberi nama JAMER 313. Saya pikir, harus ada aktivitas yang produktif, menghasilkan rupiah untuk keluarga, meski sebelumnya belum pernah saya jalani.

Sebelumya, saya bekerja di industri media massa. Menulis artikel, memotret, dan meriset foto adalah rutinitas keseharian yang saya jalani. Pernah menjadi pecari berita di beberapa media hingga volunteer di sebuah LSM anti korupsi.

Setelah dua bulan kerja dari rumah karena PSBB, tepatnya Juni 2020, saya dirumahkan dari tempat bekerja. Ketimbang kita diam dan tergeus oleh pandemi, lebih baik melakukan sesuatu yang produktif. Tempat dagang JAMER 313 sejak Agustus 2020  tak jauh dari tempat tinggal saya. Sebenarnya, tak terlalu ramai dilalui pengendara, tapi tak mengapa. Bukankah, setiap orang sudah ada rezekinya masing-masing, tergantung kemauan dan usaha.

Menjajakan olahan jahe merah dengan varian gula aren, madu, lemon, dan telur itu menjadi pilihan dagangan pada akhirnya. Sederhana prosesnya, tak dibutuhkan keahlian khusus. Hanya melakukan riset harga jahe merah agar bisa mendapatkan bahan pokok dagangannya di bawah harga pasar. Selain itu, melakukan kunjungan ke penjual susu jahe merah untuk melihat proses penyajiannya. Selebihnya, mencari informasi tambahan dari internet.

Bukan hanya saya, banyak bermunculan pedagang susu jahe merah di sekitar tempat saya. Dengan dibantu satu orang, saya semangat menjajakan JAMER 313 setiap sore pukul 17.00 hingga pukul 23.00. kecuali Kamis, karena libur, lokasi dekat SMAN 95 Jakarta. 

Meski persaingan cukup ketat, saya yakin pelanggan tak akan pindah, karena olahannya tak menggunakan lada demi mendapatkan rasa pedas. Setelah lebih dari empat bulan melakoni aktivitas baru ini, saya berencana untuk mengembangkan dan membuka cabang JAMER 313. Ada prospek berjualan susu jahe merah”

Wulan
Nama usaha: Penjualan online Emyrich Infused Body Whitening
IG: Emyrich_Official
Sidoarjo, Jawa Timur


“Usaha yang saya jalankan sebelum pandemi adalah catering rumahan. Alhamdulillah, sejak ada pandemi pesanan agak berjarak. Kemudian saya usaha palugada, alias apa elu butuh gua ada, he-he-he.

Mulai dari jual madu, botol terapi, lemon, makanan frozen, propolis dan lainnya. Hasilnya lumayan, setidaknya dapur masih berasap. Notifikasi dari m-banking sesekali masih berbunyi.

Kemudian, pada 29 November tahun lalu, saya mencoba peruntungan dengan berjualan produk lotion pemutih badan. Ada tiga owner, dan saya sebagai CS sekaligus admin. Alhamdulillah, bisnis produk skincare dan body care masih menggeliat.

Wanita Indonesia, menjadikan ganti warna lipstik dan warna kulit sebagai pelampiasan alias mood booster di tengah kebosanan stay at home selama 11 bulan terakhir ini.

Belajar dari pandemi virus corona yang mampu beradaptasi sesuai dengan inangnya, maka saya pun harus memaksa diri beradaptasi dengan era normal baru . Pokoknya halal, legal, maka ayo dijual ha-ha-ha.

Ade Rahman
Nama Usaha: Penjualan sayur dan buah Chlorophyll
IG: adechlorophyll
Kios: Jalan Alhidayah IV No. 88 RT 05/RW 06 Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat


“Pandewi tahun lalu berakibat pengurangan karyawan di beberapa tempat. Saya sebagai supir di sebuah BUMN pun kena imbasnya. Saya harus banting setir agar dapur tetap ngebul. Dan, yang terdekat  dibutuhkan lingkungan saya adalah penjualan sayur, buah dan bumbu dapur. Sekitar September 2020, saya mulai berjualan semula di teras rumah, alhamdulillah, sekarang menyewa kios kecil.

Tentu saja tidak mudah awalnya, karena bidang ini sama sekali saya tidak paham benar. Semua dimulai dari nol, modal nekat tentu saja. Belanja sayur dan lainnya di Pasar Induk  saya lakukan sejak pukul 02.00 dini hari, saat orang tidur, saya ke pasar.  Berebutan memilih bawang merah, tahu, tempe, sayuran dan lainnya dengan oenjual sayur keliling lainnya. Saya paksakan harus bisa. Dan, sampai sekarang berjalan. Penjualan di kios masih naik turun, tapi sudah ada beberapa pelanggan yang jaraknya lumayan jauh dari kios, di sekitar Cibubur setelah saya sebarkan brosur dan menayangkan di sosial media. 

Hasilnya masih belum begitu menggembirakan, akhirnya saya ikutkan usaha sayur ini di GrabMart dengan nama Chlorophyll, alhamdulillah mulai lancar, pesanan sayur muncul dari mana-mana. Pembelian dengan sistem online ini ternyata cukup membantu usaha saya, yang tadinya hanya sayur dan buah, sekarang sudah mulai ada pesanan daging ayam dan daging sapi, buah-buahan segar pun dipasok dari Tani Hub.  Dari UKM Depok saya ikut beberapa pelatihan dan workshop, pameran kota Depok dan di Bandung, dibantu perizinan (HKI, NIB) serta dana usaha bersama koperasi.

Semua memang tidak bisa instan. Harus ditekuni pelan-pelan sambal melihat berbagai kemungkinan bisa dikembangkannya seperti apa. Usaha ini belum besar, tapi sudah sangat membantu kehidupan saya dan keluarga di masa pandemi ini.”

Trias Kinanti
Nama usaha : Penjualan baju anak Bigrich.kids
IG: Bigrich.kids
Jakarta

“Usaha yang  saya jalankan saat ini adalah penjualan baju anak langsung dari konveksi. Alasan saya sangat sederhana memilih jenis usaha ini, dulu punya anak kecil, bingung pilih baju sampai mau buat sendiri.  Ini ide awalnya berjualan pakaian anak. Sampai sekarang cukup menjanjikan, luayan. Kiat saya konsisten bangun relasi dengan customer

Andi Ciptadi
Nama Usaha: Eco Racing
IG: andyecoracingbogor
Puri Arraya BK 25, Bogor

“Saya menjalankan usaha multimerketing dan penjualan Eco Racing, bahan penghemat BBM. Orang-orang pasti membutuhkan bahan penghemat BBM ini agar bisa menekan pengeluaran biaya BBM sehari-hari.

Apakah usaha ini menjanjikan? Cukup menjanjikan sampai sekarang saya jalankan, karena bahan penghemat BBM ini banyak dicari orang dengan kondisi keinginan irit bbm dan hemat di kantong, pastinya”


Sri Sumiarti
Nama Usaha: Kentang Bucik dan Dapur Bucik
Jakarta

“Saya menjalankan usaha terkait makanan, yaitu Keripik kentang dan catering. Selain bidang ini menyalurkan hobi memasak saya, juga bisa menghasilkan pendapatan pula. Kiatnya bertahan sampai sekarang adalah harga dan rasa yang sesuai.”


Dina Kusumastuti
Nama usaha: Pawondina
IG: pawondinacake
Beji, Depok

“Pandemi ini membuat saya dan suami berpikir ulang cara meneruskan usaha kue rumahan yang sudah saya rintis sejak 2017. Menitipkan dagangan tak memungkinkan lagi. Jalan-jalan sepi. Toko-toko tutup lebih awal. Banyak teman mengeluh di medsos kehilangan pembeli. 

Akhirnya, saya dibantu suami membuka toko online di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, serta media sosial Facebook, dan Instagram. Kami berpikir, berjualan di Internet merupakan solusi agar usaha kue saya, Pawondina, jalan terus. 

Ternyata, penjualan di marketplace tidak banyak menolong. Pesanan sepi, mungkin kalah bersaing dengan pedagang-pedagang besar. Jadi, saya mengandalkan medsos sebagai tempat berdagang. Suami menolong dengan rajin memposting foto di Instagram dan Facebook, setiap hari. Saya juga semakin gencar menawarkan kue lewat Whatsapp. Ya, kami menjadi “kaum rebahan” di awal pandemi. Sepanjang hari lebih banyak posting dagangan, dagangan, dan dagangan. 

Alhamdulillah, pesanan mulai masuk, terutama dari teman dan tetangga. Saya kembali berkutat di dapur. Memasuki Ramadan lalu, biasanya saya menerima banyak pesanan kue kering. Namun, tidak berlaku saat ini. Sungguh, pandemi meruntuhkan para pengusaha mikro. Mendekati Lebaran, hanya ada satu orang kerabat yang minta dibuatkan kue kering untuk dibuat antaran. 

Selepas lebaran, suami dan beberapa temannya mencoba buka bazaar mingguan. Tujuannya utk mempromosikan produk UMKM hasil warga sekitar. Alhamdulillah, dari kegiatan itulah jalan kami terbuka kembali. Satu persatu pesanan datang, bahkan saya sempat kewalahan karena semua harus dikerjakan sendiri. Tapi tak lama kemudian PSBB ke-2 diberlakukan, bazaar pun tidak bisa dijalankan.

Kini, memasuki 2021 saya tak tahu apa yang akan terjadi di depan. saya dan suami hanya bisa menjalani dan tetap berupaya. Bisnis kue ini merupakan gairah saya sejak dulu. Pertama, saya suka membuat kue, apalagi sebagian besar resep warisan Mama (almarhum) yang membesarkan saya beserta dua kakak dari hasil berdagang.  Kita hanya perlu giat berusaha, tak henti berikhtiar, lalu sisanya serahkan saja pada Allah SWT.

Nurmala
Nama Usaha: Sambal Mpok Ala
IG: Sambal Mpok Ala
Jalan swadarma 5/31, komplek BNI Ulujami l, Jakarta Selatan

“Saya sampai sekarang masih di bidang usaha kuliner, menyediakan makananuntuk pesta keluarga. Tapi karena kondisi pandemi, saya mengeluarkan produk yang mudah dijangkau dan dibutuhkan setiap keluarga yaitu sambal yang diberni nama Mpok Ala.

Alasan memilih produk berbagai sambal ini, karena tidak rumit dan harga bisa dijangkau semua orang melihat daya beli dan kondisi pandemi yang krisis ekonomi ini. Hasilnya ternyata sangat menjanjikan, sehari maksimal 50 botol sambal terjual berbagai varian Sambal Teri, Sambal Paru, Sambal Peda dan Sambel Cumi.”


Meiri Pinsent (dua dari kiri) dan kru The Kitchen of Rasa Kita, Ubud, Bali


Meiri Pinsent
Nama Usaha:  The Kitchen of Rasa Kita
IG: rasakita.bali
Jalan Raya Sanggingan Ubud,  Bali.

“Pandemi, membuat saya dan tiga teman lain berpikir untuk membuat sesuatu untuk saling membantu teman-teman lain yang mulai giat berjualan, terutama kuliner. Kami sepemikiran untuk bekerja sama dengan para penjual untuk memasarkan produk jajanan, makanan, minuman lain dengan cara on line dan sekaligus memperluas jaringan. Selain produk jualan mereka, saya juga membuat produk sendiri untuk dipasarkan pula. 

Kami sepakat membuat nama dagang “Rasa Kita“ berbasis di Ubud, Bali. Awalnya memasak di rumah masing-masing kemudian kami delivery kepada pelanggan yang memesan.  Kami berempat sebenarnya dari latar belakang yang berbeda tapi persahabatan kami yang menguatkan misi dan visi kami jadi sama.

Ada Ibu Tyas Lestari dari Jakarta yang bekerja di bidang properti, kemudian Bapak Dewa Kumara dari Bali sorang pekerja seni dan multitalenta, Gusti Ngurah Suardika alias Kenji dari Bali seorang DJ yang piawai membuat pengunjung club enggan pulang sebelum musik suguhannya berhenti berdendang, lalu saya sendiri dari Jakarta hanya ibu rumah tangga biasa. 

Seiring dengan berkembangnya waktu, varian dagangan dan bertambahnya pelanggan, maka kami memutuskan untuk mencari kontrakan untuk “dapur” kami di Ubud. Ibu Rr. Isnuri Suryatmi yang dengan kebaikan hatinya meminjamkan salah satu restorannya yang sudah tidak beroperasi, untuk kami gunakan menjadi “dapur” kami. Dari situ lah lalu terbentuk The Kitchen of Rasa Kita. 

Di dapur kami itu lah kami mulai melayani free delivery untuk varian makanan yang lebih banyak macamnya antara lain lauk pauk seperti Rendang Daging Sapi/Ayam, Sambal goreng kentang ati/udang, Opor Ayam, ada juga aneka jajanan seperti risoles berbagai isian, pie brownies, Soes a la Rasa Kita, Tiramisu, Asinan Buah. Kami juga menyediakan berbagai makanan beku seperti Gyoza, Chicken Katsu, Berbagai Pie, Lasagne dan setiao harinya kami juga menyajikan Special Today dengan menu yang berbeda setiap harinya, ada Lontong Sayur, Soto Betawi, Rawon, Bubur Menado, Laksa Udang, Kari Kambing, Ayam Rica Rica dan Ayam Bakar.

Untuk urusan penghasilan, tentunya tidak ada pelaku usaha yang ingin rugi, dan selebihnya kami percaya sepenuhnya bahwa rejeki tidak akan pernah tertukar. “


Ati Soebagjo
Nama Usaha: WarungBIB
IG: warungbib
Rumah Boyolali Pingpong Club House
Jalan Lebak Bulus III No. 8, Jakarta Selatan

“Usaha saya sebelum pandemi membuat kunyit asem, beras kencur, nugget ayam keju dan kue tape keju kismis, tapi setelah pandemi ada sedikit penyesuaian yaitu kunyit asem, Adu-41, pengait masker dan Mbokrambang.

Awalnya, minuman kunyit asem dan beras kencur biasa dikonsumsi di keluarga setiap akhir pekan. Saya tergerak membuat minuman itu, mengingat rasanya yang segar dan bisa menjaga stamina tubuh. Karena ada permintaan, saya kemudian menawarkan ketika ada arisan keluarga. Kemudian merambah ke perkantoran, BNI Sekuritas pernah berlangganan kunyit asem ke saya, meski hanya sekitar setengah tahunan.  Belum ada merek waktu itu. Kalo tidak salah sekitar  tahun 2019. Sampai sekarang hanya Kunyit Asem yang diproduksi rutin. Beberapa kali mengikuti bazaar sehingga pelanggan pun bertambah. Seperti Museum  Seni Rupa dan Keramik, Museum Tekstil, Museum Layang-Layang, Museum Bahari, teman-teman kuliah dan SMA. 

Untuk menjaga keaslian rasa, serta kemurnian bahan minuman segar, rimpang dan rempah ditumbuk dengan menggunakan lumpang dan alu. Kemudian diberi tambahan gula aren tanpa pemanis atau pengawet. Direbus dalam waktu yang lama, sehingga bisa tahan 2 mingguan dalam kulkas (lemari pendingin).

Memasuki masa  pandemi Covid-19, selain membuat kunyit asem yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, saya membuat empon-empon yang terdiri dari campuran 5 bahan rimpang-rempah yang berfungsi sebagai anti inflamasi dan anti oksidan. Kelima bahan tersebut adalah temulawak,  kunyit, jahe, sereh dan ketumbar ditambah dengan gula aren dan tanpa bahan pemanis ataupun bahan pengawet. 

Hobi saya merajut. Meskipun baru bisa membuat rajutan yang mudah. Alhamdulillah beberapa teman sudah mulai memesan hasil karya saya seperti tas (totebag, tas selempang, tas punggung), pouch, topi kupluk, kaos kaki, bros, gantungan kunci, kalung, ikat pinggang dan ponco. 

Nah,  di sela waktu luang sambil menunggu rebusan Kunyit Asem atau Adu-41 dingin, saya membuat rajutan pengait masker. Di masa pandemi ini semua orang diharuskan memakai masker. Di pasaran, masker yang dibuat kebanyakan yang model earloop sehingga dibutuhkan pengait masker bagi pengguna hijab. 

Dan, terinspirasi dari bawang goreng Bali, kegemaran keluarga. Saya mencoba membuat bawang goreng dengan isian yang berbeda dan pedas. Jadilah Mbokrambang, kependekan dari Lombok-Brambang-Bawang.” 

Wahhab Rizqian Rizaldhi (Kiki)
Nama Usaha: Sudardo’s Sugar
IG: wahab_rizqian
Grindang, Desa Hargomulyo, Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta

“Saya membantu Bapak Sudardo, mertua saya menjalankan usaha pengepul gula Jawa dan gula semut (brown sugar). Usaha ini sebenarnya sudah turun temurun. Alasan usaha ini karena beberapa warga di Desa Somorejo, Bagelen, Purworejo dan juga warga Desa Hargomulyo, Kokap, Kulonprogo menggantungkan harapan dan kebutuhan sehari-harinya sebagai petani gula kelapa. peluang ini dilirik Bapak Sudardo untuk membeli gula petani tersebut, biasanya petani juga melakukan utang piutang dengan Bapak, jika sedang butuh uang tapi tidak punya gula karena tidak menderes, memanen nira. Jadi alasannya selain mencari untung, juga bisa membantu perekonomian warga, ibadah juga ujungnya.

Usaha ini alhamdulillah cukup menjanjikan, kiatnya menjalin relasi yang baik dengan petani dan juga buyer (pembeli gula).

Seminggu dua kali, Bapak ambil gula  Jawa dari petani. Nah, pas ambil gula itu ada proses transaksi kadang ada petani yang tidak bawa gula tapi mau pinjam uang, ada petani yang jual gula, ada petani yang jual gula sambil beli sembako, Bapak juga biasanya kalau ambil gula sambil bawa sembako.

Pagi-pagi sebelum berangkat  kerja di Dinas Pengendalian Keluarga Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bantul, saya ke pasar dulu jualan gula di daerah Bantul,”

TIM REDAKSI NYALANYALI.COM


USAHA ANDA INGIN DITAMPILKAN DI NYALANYALI.COM, SYARAT DAN KETENTUAN SILAKAN EMAIL KE: redaksi.nyalanyali@gmail.com

Bagikan :

Advertisement