NYALANYALI.COM – Psikolog Ajeng Raviando, Psi., berkali-kali mengingatkan dalam situasi pandemi akibat wabah Covid-19 ini tidak hanya kondisi fisik saja yang perlu dijaga, tapi kesehatan mental pun perlu dapat perhatian lebih pula.
“Kondisi mental kita juga perlu dijaga, loh. Hal ini kadang yang terlewat karena kita terus mengurusi kondisi fisik, yang penting fisik sehat, nggak keburu ngurusin yang lain,” kata alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) yang bergiat pula sebagai mentor aplikasi Kejar Mimpi ini.
BACA:
Ajeng Raviando, Psi.: Kenapa ke Psikolog? Memangnya Gila. Stigma ini harus Diubah
Menurut Ajeng, kalau bicara pandemi maka tak lepas dari soal quarantine live emotional journey. “Banyak orang dari awalnya nggak sadar, saat mengalami shock, kemudian ada denial-nya juga, kemudian muncul juga celebration-nya. Senang kerja di rumah dengan harapan dua bulan selesai. Tapi ternyata kan ekspektasi ini tidak tercapai. Antara ekspektasi dan kenyataan berbeda, yang kemudian menumbuhkan gangguan panik dan kecemasan berat. Di tahap ini gangguan psikologisnya mulai muncul,” katanya.
Pembicara di berbagai seminar, webinar, kulwap, dan narasumber di televisi serta menulis untuk berbagai media di Indonesia terkait dengan dunia psikologi dan kesehatan mental ini, Ajeng Raviando kepada Urry Kartopati dari Redaksi NyalaNyali.com mengungkapkan mengenai dampak pandemi kepada anak-anak, serta melihat sisi positif situasi ini. Ini katanya:
Bagaimana membuat anak-anak mudah beradaptasi dengan situasi saat ini?
Kalau bicara anak-anak, itu terkait dengan keluarga. Kalau orangtuanya happy, anak-anaknya pasti juga happy. Jangan lupa banyak faktor stres anak-anak itu, kalau kita bicara gangguan kesehatan mental dikarenakan bosan, sebetulnya nggak begitu pasti ceritanya, karena anak-anak itu kalau bosan biasanya dia cari aktivitas lain.
Pernyataannya, apakah kita sebagai orang tua menyediakan fasilitasnya, dan bisa mengalihkan kebosanannya itu dengan cara yang positif, misalnya diajak bantu membereskan rumah, diajak masak-masak atau melakukan permainan keluarga, main monopoli, halma, ular tangga, atau apapun yang bisa dimainkan bersama-sama. Jadi orang tua yang harus kreatif juga.
Seberapa penting peran orang tua mengatasi stres anak akibat sekolah online dan pandemi Covid-19 ini sangat penting?
Iya, meskipun orang tua saat ini terjebak pada situasi di mana harus melakukan semua kegiatan di rumah. Sehingga sulit membagi waktunya, jadi kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dibandingkan kita harus mencemaskan hal-hal yang diluar kontrol kita, dan tetap berpikir positif.
Kalau misalnya dari pihak sekolah, guru, dan institusinya tidak menyadari bahwa mereka harus bisa melakukan pembelajaran jarak jauh secara efisien dan efektif, kalau tidak ya, akibatnya mereka hanya memberikan setumpuk tugas, tanpa memikirkan apakah si anak memiliki kapasitas melakukan hal tersebut.
Apalagi itu dilakukan di rumah. Jangan lupa bahwa di rumah itu, orang tua juga punya kekhawatiran tersendiri, takut kalau si anak tak bisa mengerjakan tugas-tugasnya akan berpengaruh terhadap prestasi dan sebagainya, sehingga anak terbebani dari berbagai sisi.
Jadi sebaiknya bagaimana?
Ini persoalan yang saling terkait, kondisinya saat ini kita perlu menyamakan visi, bahkan perlu untuk menurunkan ekspektasi karena kita harus menetapkan tujuan yang lebih realistis dibanding sebelumnya.
Pada akhirnya kita diharapkan bisa melakukan resiliensi, ini sedang hits di dunia psikologi yaitu kemampuan untuk mengendalikan keadaan agar tetap berfungsi secara kompeten dalam menghadapi berbagai tekanan hidup, jadi kondisi-kondisi yang terjadi saat ini sebetulnya akan bisa mengasah orang-orang menjadi lebih tangguh.
BACA:
Ajeng Raviando, Psi.: Masa Pandemi Jangan Lupakan Kesehatan Mental, Waspada Cabin Fever
Bagaimana bisa dalam situasi sekarang tumbuh motivasi diri lebih baik?
Selama ini kan kayaknya kita dipermudah dengan teknologi dan banyak hal, pada akhirnya kita jadi kurang terasah ketangguhannya, karena kita tidak pernah mengalami hal-hal yang sulit. Orang-orang di masa lalu banyak ditempa dengan berbagai kesulitan sehingga tangguh, generasi yang sekarang tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang dialami generasi sebelumnya.
Ada sisi positif pandemi ini, dari sisi kesehatan mental?
Sebetulnya masa pandemi ini ada sisi positifnya karena akan mengasah kita supaya bisa resiliensi, membuat kita jadi tangguh. Nah, apakah kita mau melewati proses semua ini untuk jadi tangguh? Nggak gampang untuk tetap bangkit, tetap semangat, dan melihat bahwa ini memang butuh proses yang Panjang. Tapi tetap bisa kita hadapi, karena memang kondisi ini tidak mudah, kita harus siap mental juga. Kalau copying behavior-nya bagus, adaptasinya juga positif, semua ini bisa terlewati, dan dia bisa melakukan resiliensi, kalau tidak, ya nanti bisa lari ke hal negatif sebagai pelarian minum-minuman keras, drugs, narkoba dan lainnya.
Solusinya?
Terkait dengan resiliensi tadi, kita harus menyesuaikan diri terhadap perubahan, menetapkan tujuan yang lebih realistis, tetap menyukai diri sendiri, percaya diri, mau mencoba hal baru, bersyukur, mengikhlaskan, proaktif, terbuka akan masukan, melihat sisi positif bahkan saat dalam kondisi negatif, luwes dan cepat bangkit saat gagal, mengandalkan teman-teman, keluarga, super sistem, dan mau berempati.
Karena kalau kondisi keluarga baik, positif thinking, hubungan dengan anak-anak cukup baik, biasanya senang di rumah karena emotional bonding-nya bagus. Kalau kurang baik hubungan dan komunikasinya, tak sama visinya, akan makin berkonflik.
Apa yang paling dirasakan berat sebagai psikolog selama pandemi ini?
Bagaimana caranya kita tetap bisa membantu banyak orang, karena kita harus tetap menyebarkan energi positif. Buat saya pribadi, energi positif ini saya dapat ketika saya bisa membantu orang untuk bisa bangkit menghadapi tantangan dan permasalahan .
Kegiatannya saja yang agak berubah karena semua menggunakan media online, webinar, talkshow-pun online, kuliah pun lewat WA (WhatApps-Red), podcast, Saya harus membiasakan diri dengan ini semua saat ini. Saya justru sangat semangat karena bisa terus beraktivitas meski dalam kondisi seperti sekarang.
Apa kegiatan yang menyenangkan Anda saat ini?
Saya ini tergabung dalam Kejar Mimpi, sebagai mentor, pembicara dan key-leader, ini sebuah aplikasi yang diinisiasi oleh CIMB Niaga untuk membantu generasi muda Indonesia meraih impian, jadi menerapkan nilai-nilai positif ada motivasi dari sisi finansial planner, psikologi dan berbagai sisi lainnya.
Intinya agar anak muda bisa menerapkan nilai hidup positif melalui motivasi diri yang baik serta terus maju dalam mencapai keinginan dan mimpi, walau dalam kondisi seperti sekarang. Ini diluncurkan tahun lalu, kita keliling Indonesia ke berbagai Universitas di 10 kota. Tahun ini sebenarnya targetnya ke 20 kota, tapi karena pandemi kita lakukan online.
Di Kejar Mimpi ini kita jadi bisa ketemu banyak orang dan belajar banyak dari mereka juga, bukan hanya kita kasih pembelajaran ke mereka. Dulu saat masih keliling ke beberapa kota, kita biasanya menampilkan local heroes di setiap kota. Program ini sangat menyenangkan karena saya bisa memberikan banyak hal positif ke banyak orang, dan sebaliknya, saya pun mendapatkan banyak hal positif dari mereka juga.