NYALANYALI.COM – Seorang manajer di sebuah perusahaan jasa keuangan merasa kurang nyaman saat pimpinannya mengajak bertemu dengan pimpinan perusahanan rekanan, termasuk klien-klien primer. Masalahnya bukan di kantor, melainkan di lapangan golf.
Problem utamanya, si manajer tak suka golf sama sekali, ia lebih senang main sepakbola, meskipun ia tahu main golf hanya sebagai sarana lobi saja.
Masalah yang dihadapi ini sering disebut sebagai conflict of interest. Perbedaan antara minat pribadi (hobi sepak bola) si manajer dengan hobi golf dari si Bos, sering terjadi di tempat kerja, khususnya jika level jabatan semakin tinggi.
Menghadapi masalah seperti ini, ajukan lebih dulu pertanyaan pada diri sendiri, “Apakah Anda enjoy dengan pekerjaan sekarang? Apakah Anda memang punya tujuan untuk meniti career path di tempat kerja sekarang? Jika jawabannya: Ya! – maka yang perlu dilakukan cuma satu, Anda perlu mengelola konflik minat tersebut.
Caranya adalah dengan mengubah mind set atau paradigma sebagai berikut :
- Kepentingan perusahaan (dalam hal ini Bos Anda) adalah prioritas utama
- Jadi “melayani” kepentingan Bos Anda dalam bentuk pertemuan dengan klien-klien primer di lapangan golf adalah sesuatu yang penting
- Kedua hal tersebut terkait dengan benefit bagi perusahaan atau Bos Anda, tapi sesungguhnya Anda sendiri mendapatkan benefit dari semuanya itu, yakni; networking Anda jadi luas dan bertambah melalui pertemuan dengan para klien tersebut.
- Perlunya menyadari, di zaman global dan persaingan ketat seperti sekarang, berlaku “rumus baru”: Networking is power! Jadi semakin kuat networking Anda, itu akan semakin melicinkan jalan menuju puncak karier.
Selamat mengelola konflik minat dan sekaligus memperluas cakrawala networking.
Sumber:
Majalah MANLY