Sejumput Harap Dalam Duka

Duka awal tahun menyelimuti negeri merah putih lagi

Baru saja hitungan 9 hari lalu kita menyambut gempita awal tahun dengan wajah berseri

Baru saja hitungan 9 hari lalu banyak doa harapan yang lebih baik bergelimpangan di setiap sudut hati

Namun kini semua berubah menjadi doa yang terbaik tanda duka cita tragedi hilangnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang belum dapat terdeteksi

Masih teringat awal tahun 2020 Indonesia dirundung musibah banjir ekstrem lantaran curah hujan yang berlebihan

Kinipun kita harus menjerit kembali karena curah hujan tak kunjung henti menghatarkan tragedi hilangnya Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak di tengah perairan kepulauan seribu tanpa pesan

Namun tetap semua tak bisa  menyalahkan kodrat curah hujan

Kembali lagi semua telah tercatat dalam takdirNya yang sudah ditetapkan 

Air mata mengguyur duka

Harapan tersirat untuk keselamatan mereka 

Tak banyak kata terucap dari keluarga korban yang terhempas tanpa kabar

Hanya menanti dengan tangisan dan doa tanpa pesimis berharap keajaiban diiringi istighfar

Kemana  baling baling itu bersembunyi 

Kemana burung raksasa besi itu membawa saudara kami

Menatap gumpalan awan dengan harap mengirim jawaban kami

Menyibak tabir misteri yang menyapa kegelisahan hati kami

Hamparan lautan menjadi saksi 

Besarnya gelombang samudra tak menyurutkan niat para tim SAR mencari para korban 

Penantian demi penantian terus terukir dalam hati

Memapah harapan yang tak pernah pupus dalam rintihan keresahan

Entahlah…

Tragedi demi tragedi tak henti menyapa 

Semua kehidupan tumbang perlahan tanpa diduga dan menduga

Menyeruak jutaan pertanyaan salah siapa,  ada apa, teguran apa, ujian apa…

Kita yang tersisa hanya bisa pasrah dan menengadahkan doa untuk memohon ampunan dan perlindunganNya

DWI KARTIKA SARI

Bagikan :

Advertisement