Mengatasi Kekerasan Seksual di Kampus: Inisiatif Tim Fortune USU dengan Komik “Ayo Bela Teman Kita”

NYALANYALI.COM – Di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi, sekelompok mahasiswa dari Program Studi Antropologi Sosial, Universitas Sumatera Utara (USU), yang dikenal sebagai Tim Fortune, telah memberikan respons luar biasa dengan menciptakan komik berjudul “Ayo Bela Teman Kita.” Namun, apa yang mendorong mereka untuk menciptakan komik ini, dan apa tujuan utama dari inisiatif mereka?

Tim Fortune Bersama Dengan Dosen Pembimbing: Kiri-Kanan, Cecilia, Novi, Fotarisman, Paula, dan David mengenakan pakaian mengkampanyekan Gerakan Stop Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Foto: Istimewa

Pendanaan, Seleksi, dan Ambisi Lebih Besar

David Dodi Lumbantobing, mahasiswa Prodi Antropologi Sosial dan Ketua Tim Fortune, menjelaskan bahwa proyek ini mendapatkan dukungan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tim mereka berhasil melewati seleksi yang ketat, tetapi mereka memiliki ambisi yang lebih besar daripada sekadar memenuhi syarat. “Sebenarnya hanya berupa laporan, tetapi kami ingin melampaui target yang diberikan tersebut,” ungkap David.

Seleksi Ketat dan Kesempatan Terbatas

Paula Sigiro, salah satu anggota tim, mengungkapkan bahwa USU memiliki seleksi dan kompetisi internal yang sangat ketat. Hanya sedikit proposal mahasiswa yang mendapatkan dukungan di tingkat nasional. Tim Fortune adalah salah satu dari kurang dari 100 proposal yang berhasil mendapatkan dukungan khusus untuk USU. Hal ini menunjukkan bahwa inisiatif mereka memiliki potensi besar untuk mencapai dampak yang signifikan.

Mengumpulkan Data dari Wawancara

Dalam persiapan untuk menciptakan komik ini, tim melakukan sejumlah wawancara dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan Seksual di dua perguruan tinggi di Sumatera Utara. Novi Nazara, anggota tim, menjelaskan, “Sebelum menyusun komik itu, kami telah melakukan banyak wawancara. Seluruh data tersebut kami kumpulkan dan meramunya menjadi bahan bagi komik kami.” Pendekatan berbasis data ini memastikan bahwa komik mereka didasarkan pada pengalaman nyata dan pandangan yang beragam.

Mengapa ‘Ayo Bela Teman Kita’?

Cecilia Sitanggang, anggota tim lainnya, menjelaskan bahwa komik ini ditujukan untuk mahasiswa perguruan tinggi. Mereka ingin membuat materi ini menarik dan relevan bagi kalangan mahasiswa. “Isinya menjelaskan bahwa setiap mahasiswa harus bisa membela temannya. Maka judul komik tersebut adalah Ayo Bela Teman Kita,” kata Cecilia. Pesan utama di balik judul ini adalah untuk mendorong solidaritas di antara mahasiswa dan mengajak mereka untuk tidak tinggal diam ketika mereka melihat tindakan kekerasan seksual.

Tujuan Utama: Mencegah dan Mengedukasi

Tim Fortune dipandu oleh Dr. Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, seorang dosen di Prodi Antropologi Sosial. Ia menjelaskan, “Kekerasan seksual di kalangan perguruan tinggi sangat menyedihkan. Banyak mahasiswa yang mengalami kekerasan seksual tidak berani melawan, dan yang lebih menyedihkan adalah mahasiswa yang seharusnya bisa membantu temannya terhindar dari hal ini justru tidak berani.” Tujuan utama dari komik ini adalah mencegah kekerasan seksual dengan meningkatkan kesadaran di antara mahasiswa tentang peran mereka dalam melindungi diri mereka sendiri dan teman-teman mereka.

Tim Fortune dari Program Studi Antropologi Sosial, Universitas Sumatera Utara (USU). Foto: istimewa

Tim Fortune berencana untuk menguji coba komik ini dalam waktu dekat di kelas-kelas. Jika uji coba ini sukses, mereka juga akan mengurus hak cipta atas komik ini, memungkinkan pesan mereka untuk mencapai lebih banyak mahasiswa di seluruh negeri.

Inisiatif Tim Fortune dengan komik “Ayo Bela Teman Kita” adalah langkah berani dalam upaya pencegahan kekerasan seksual di perguruan tinggi, dan tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendidik bagi semua mahasiswa. Semoga inisiatif seperti ini dapat menginspirasi tindakan lebih lanjut dalam mengatasi masalah kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

DEDY HUTAJULU

Bagikan :

Advertisement