Cucu Kebanggaan Nenek Salmah…

NYALANYALI.COM, Kisah – Tujuh tahun lalu aku bertemu keduanya, Nenek Salmah dan Iqbal.

Nenek Salmah, 71 tahun saat itu, tak lelah merawat Iqbal (9 tahun) anak berkebutuhan khusus cerebral palsy (kerusakan otak).

Tertatih, ia menyiapkan seluruh kebutuhan anak itu, sebelum mengantarkannya ke Bina Autis Indonesia Desa Guntung Manggis, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pagi itu.

Menunggunya dengan sabar. Sesekali ia mengintip dari balik jendela, duduk di selasar, kemudian tak lama lagi mengintip kembali tempat Iqbal tengah melakukan terapi.  Ia seperti tak sabar ingin melihat anak lelaki itu keluar kelas, menggandengnya dengan sungguh-sungguh karena saraf motorik Iqbal terganggu, gerakannya bisa tiba-tiba tak beraturan, dan berjalan pun dengan tertatih-tatih. 

Tak disangka. Hebatnya Nenek Salmah, Iqbal ternyata bukan cucu biologisnya, tak ada hubungan darah dan saudara ia dengan anak itu.

Iqbal dan keluarganya semula adalah tetangga rumah saja. Ia tak rela membiarkan bocah itu tak terurus setelah ibu dan ayah Iqbal susul menyusul meninggal dunia. Tak pula keluarganya yang mengambilnya.

Tangan dan sayang Nenek Salmah mendekapnya. Bukan pula kehidupan berkecukupan yang dipunyai Nenek Salmah. Sangat sederhana saja levelnya. Ia hidup seadanya, di gubuk desa nyaris di tengah hutan.

Kalaulah bukan kebaikan Khusnul Khotimah, pendiri Bina Autis Indonesia, tak pula terbayangkan ia bisa menyekolahkan Iqbal sekaligus terapi di tempat itu secara cuma-cuma.


Khusnul Khotimah

Iqbal keluar kelas, mencoba memasang sepatunya sendiri. Nenek Salmah menyemangati dengan segala puja puji, bahwa anak yang ia rawat seperti cucunya sendiri itu mampu melakukannya tanpa bantuan siapapun.  Berkeringat Iqbal menuntaskan memakai sepatu, yang sudah pudar pula warnanya. 

Nenek Salmah bersegera mengambil ujung kain kerudungnya, mengusap ke dahi Iqbal. Menghapus keringat yang menyembul deras. Kemudian mereka bergandengan, berjalan pelan keluar lapangan, menyusuri jalan menuju desa tempat Nenek Salmah tinggal. Berdua saling menguatkan.

Di pelosok negeri, yang bahkan tak terbayangkan, hati sebesar Nenek Salmah ternyata ada.

30 Agustus 2013

S. DIAN ANDRYANTO
Buku #sayabelajarhidup ke-1: EMPATI (2015)


Kisah Iqbal, Nenek Salmah dan Khusnul Khotimah ini merupakan pencetus hadirnya #sayabelajarhidup dan kemudian menjadi komunitas serta telah menghadirkan 11 buku serial #sayabelajarhidup hingga 2019

Bagikan :

Advertisement