NYALANYALI.COM, Legenda – Ia tak hanya jago berkelahi. Pemikarannya kaya muatan filosofi. Ia juga seorang seniman yang melambungkan Kung Fu sebagai komoditi ke dunia internasional.
The dying sun lies in the far horizon
The autumn wind blows mercilessly;
The yellow leaves fall
From the mountain peak,
Two streams parted unwillingly,
One to the west, one to the east
The sun will rise again in the morning.
The leaves will be green again in spring.
But must we be like the mountain stream,
Never to meet again ?
Mungkin tak ada yang menyangka puisi melankolis, The Dying Sun ditulis oleh sosok yang nyaris selalu dikenal dengan pertarungan keras di film-film yang dibintanginya. Ia juga dianggap sebagai tokoh penting yang membawa seni beladiri Kung Fu go international.
Tak banyak juga yang tahu bahwa lelaki yang melambung lewat film Fist of Fury ini sangat tertarik dengan dunia sastra. Ia telah menulis puluhan puisi di sela-sela waktunya. Ia juga belajar filsafat di University of Washington, dan tertarik dengan pemikiran Rene Descartes, Plato, David Hume, dan Thomas Aquinas. Ia mencoba untuk menerjemahkan semangat filsafat ke dalam gerakan Kung Fu yang dipelajarinya. Aneh, tapi itulah yang telah dilakukan Bruce Lee.
Bruce Lee melalui masa kecilnya jauh dari kekerasan. Sejak kecil ia diarahkan untuk menekuni seni peran. Pada usia tiga bulan ia telah bermain dalam Golden Gate Girl, di San Fransisco, sebagai bayi perempuan yang digendong ayahnya. Lee Hoi Chuen, sang ayah, adalah seorang pemain teater yang bekerja untuk Cantonese Opera Company.
Perjalanan Cantonese Opera untuk tur keliling di Amerika Serikat, membuat Lee memutuskan untuk membawa istrinya Grace yang sedang hamil ke San Fransisco. Dan, pada 27 November tahun itu di Jackson Street Hospital San Fransisco, Grace melahirkan seorang bayi laki-laki sekitar pukul tujuh pagi.
Lee Hoi Chuen tidak menemani saat sang istri melahirkan. Grace menerima saja ketika salah seoarang perawat memberikan nama Bruce pada sang buah hati. Saat Lee kembali ia memberikan nama Lee Jun Fan pada anaknya. Fan dalam literatur Cina merujuk ke kata San, untuk mengenang San Fransisco sebagai tempat kelahiran puteranya.
Ketika usia putra mereka satu tahun, Lee Hoi Chuen memboyong keluarganya kembali ke Hongkong. Pada usia enam tahun ia bermain dalam filmnya yang pertama, The Beginning of A Boy. Setahun berselang, ia tampil lagi dalam film The Birth of Mankind, dan My Son, Ah Cheun. Tahun-tahun selanjutnya Bruce Lee mulai membintangi sekitar 20 film anak-anak di Asia.
CHRISTO KOROHAMA
dari berbagai sumber
Bersambung: Bruce Lee Sang Naga (02)