Kisah Mal-Mal Pertama di Jakarta

NYALANYALI.CO, Wisata – Beberapa tahun belakangan bisnis pusat perbelanjaan atau mal sebagai tempat wisata belanja tumbuh secara signifikan, dan tetap memiliki peluang yang sangat tinggi. Bisnis pusat perbelanjaan yang berkembang cepat ini, didorong gaya hidup masyarakat kota yang semakin modern.

Ciri-ciri masyarakat modern antara lain, gaya hidup instan, tingkat kesibukan yang tinggi, dan waktu santai yang semakin sedikit. Keadaan demikian, perlahan tapi pasti, telah merubah masyarakat kota yang tadinya mengisi waktu luang dengan berwisata ke luar kota. Kini, dengan keterbatasan waktu mereka lebih memilih mal, sebagai sarana bersantai tanpa harus mengorbankan waktu terlalu banyak.

Fenomena ini tentunya membuka peluang baru bagi industri pariwisata, maka sekarang dikenal istilah wisata belanja. Tahukah Anda, kilas balik mengenai perkembangan pusat perbelanjaan di Jakarta yang dimulai pada era-1990? 

Selain Gajah Mada Plaza dan Mangga Dua Trade Center, di Jakarta Selatan ada Ratu Plaza yang juga sebagai salah satu pusat perbelanjaan modern pertama, dibangun pada tahun 1986. Sejak berdirinya mal pertama itu, perilaku masyarakat cenderung menyukai konsep pasar modern, sehingga mereka dapat berbelanja sekaligus mendapatkan hiburan.

Kemudian pada 1991 kembali berdiri mal dengan konsep baru dan lebih modern. Setelah Plaza Indonesia dengan Sogonya, Pondok Indah Mall kembali menjadi pemicu minat warga Jakarta untuk memadati pusat perbelanjaan modern itu.

Seperti apa kondisi mal-mal pertama di Jakarta Selatan kini. Jangan berhenti membaca tulisan ini hingga kata terakhir. Rekomendasi unik kami sampaikan agar wisata belanja Anda lebih menarik.   

Ratu Plaza: Kejayaan Pusat Belanja

Dahulu pusat belanja tidak terlepas dari dunia fesyen. Pada 1980-an, ketika sebuah label fashion internasional pertama kali masuk ke Jakarta, para distributor hanya bisa membuka butiknya di Ratu Plaza, Jakarta Selatan.

Pada zamannya Ratu Plaza sebagai satu-satunya tempat hang out berkelas. Coba tengok film-film era 1980-an, selalu ada Ratu Plaza sebagai tempat adegan belanja atau makan di restoran.    

Pusat perbelanjaan itu kini tinggal mengenang masa kejayaannya, setelah terkalahkan pusat perbelanjaan besar yang mulai muncul di tahun 1990-an. Satu dekade kemudian, pusat perbelanjaan bertambah marak, dan Jakarta sebagai pusat pemerintahan itu, kini menjadi pusat belanja. Sebagai pusat belanja pertama, Ratu Plaza tetap menjadi salah satunya, dengan mengkhususkan diri sebagai pusat penjulan komputer.

Strategi yang cukup jitu, mengingat persaingan yang semakin ketat. Paling tidak dengan menjadi Ratu Plaza Computer Center, bisa menjadi pilihan masyarakat Jakarta untuk berbelanja kebutuhan teknologi dan komputer.

Di Ratu Plaza, selain kenyamanan, kelengkapan merek juga jadi acuan. Tak perlu bingung ketika memilih, para karyawan toko di sini akan memaparkan sederet info produk. Yang penting, jangan malu  bertanya, meskipun baru dalam tahap penjajakan atau survey harga.

Pusat Komputer Ratu Plaza ada di lantai III. Pada satu lantai khusus ini terdapat sekitar lima puluhan toko yang mencoba menawarkan beragam produk komputer. Dari software, hardware, hingga aksesoris tambahan. Merek-merek yang dijajakan juga bermacam-macam. Malah, beberapa merek papan atas berani membuka toko.

Ini menjadikan Ratu Plaza tetap sebagai wisata belanja yang punya kelebihan di banding dengan pusat penjualan komputer lainnya di Jakarta. Tentu saja ini keuntungan bagi Anda saat berbelanja. Soal harga, tak usah khawatir akan berbeda dengan tempat lain. Sudah ada standar sendiri-sendiri yang ditetapkan pemegang merek. Dan barang yang dipasarkan dijamin bukan hasil rakitan sendiri. Pokoknya, asal bawa uang cukup apa saja bisa didapat.

Pondok Indah Mall (PIM): One Stop Shopping

Pondok Indah Mall merupakan salah satu mal pertama yang menawarkan suasana kemewahan. Mal ini pernah berjaya di masanya sebagai tempat belanja mewah di Jakarta Selatan, sebelum munculnya mal-mal baru yang lebih modern dan lebih mewah semacam Senayan City atau Pacific Place.

Pondok Indah Mall, berdiri melintang di tengah kawasan elit Pondok Indah. Terdiri dari dua bagian mall, PIM 1 dan PIM 2, dua bagian ini dihubungkan oleh jembatan yang menyeberangi jalan arteri Pondok Indah. Jadi, bisa melihat suasana sibuknya jalanan di bawah sembari menyeruput secangkir cappuccino hangat.

Citra One Stop Shopping. Sebuah ungkapan yang tepat untuk sebuah mal yang terus bersolek ini. Berbeda dengan Ratu Plaza,  sepertinya  PIM 1 dan 2 telah memiliki segalanya hingga mampu bersaing dengan kemewahan-kemewahan baru yang semakin banyak jumlahnya.

Dari toko buku, bioskop dan food court yang luas, pilihan branded items yang beragam, tempat bermain anak-anak, fitness centre, taman air yang terhubung langsung dengan mal, sampai wilayah parkir yang luas, itulah kondisi PIM saat ini.

Semenjak awal berdirinya, PIM memang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas. Namun, setelah adanya PIM 2 tahun 2005, ternyata bisa ditarik perbedaaan dengan PIM pendahulunya. PIM 1 lebih menekankan pada suasana kekeluargaan, keluarga sasarannya, sedangkan PIM 2 lebih eksklusif, sasarannya para eksekutif muda.

Jumlah total toko di PIM 1 dan 2 sekitar 540. Mestinya, dengan ruangan yang cukup besar ini bisa dibuat toko yang lebih banyak. tetapi, inilah mal yang berusaha membuat pengunjungnya nyaman. Ruang lapang itu membuat dalam satu bulan PIM, bisa menyelenggarakan empat kali pameran, dengan lama pameran maksimal dua minggu.

Tampaknya isi dari mal-mal di Jakarta tiada yang berbeda. Bukan hanya tempat belanja dan makan. Tersedia pula pusat kebugaran, pertunjukan, dan pameran. Paling tidak, PIM menjdi salah satu kebanggaan, arena belanja sekaligus rekreasi warga Jakarta Selatan, dan menjadi pilihan bagi warga Jakarta untuk berwisata belanja.

MURDIYATNO

Bagikan :

Advertisement