NYALANYALI.COM – Selat Malaka dan perairan Nusantara sejak berabad silam telah menjadi jalur utama pelayaran internasional, baik dari timur ke barat atau sebaliknya. Namun, dalam rentang waktu itu ribuan kapal tak sampai tujuan. Tenggelam di dasar laut karena berbagai faktor antara lain karena menabrak karang, perang, cuaca, kebakaran, atau akibat kesalahan manusia.
Lokasi tenggelamnya kapal-kapal karam itu mengikuti jalur rempah atau spice route. Ditilik dari sekitar 400 kapal tenggelam, sebagian besar kapal dagang dari Belanda antara 1580 hingga 1863. Berikut ini antara lain kapal-kapal yang tenggelam di perairan laut Indonesia periode 1597-1632, antara lain:
1597 | Kapal Amsterdam. Terbakar di dekat Pulau Bawean. |
1856 | China, kapal dagang Inggris. Menabrak karang dekat Kepulauan Seribu. Kapal China membawa muatan berupa gula. |
1856 | Robertus Hendrikus, kapal Belanda ini terbakar dalam pelayaran ke Semarang. Membawa 80.000 sterling dalam bentuk kepingan uang logam, timah, kopi dan sejumlah batubara dan karung goni. |
1857 | Liutenant Admiral Stellingwerf, kapal layar Belanda yang hilang di Laut Jawa. Dikabarkan membawa mata uang logam senilai US$20.000 – $30.000. |
1601 | Kapal Hendrick Frederick. Terdampar dekat Ternate, kemudian dijual kepada Sultan Ternate. |
1601 | Kapal PIE. Hilang di bebatuan Peressada di timur laut Jawa. Kapal tersebut diperkirakan membawa emas dan perak. |
1613 | Kapal Brak. Terdampar dekat Makassar. |
1619 | Kapal Zeelandia. Karam di pantai barat Sumatera. |
1615 | Kapal Nassau. Terdampar di tepi Sungai Indragiri, Riau. |
1620 | Kapal Eendracht. Terbalik di lepas pantai Banten. |
1627 | Kapal Batam. Terbakar di Batavia. |
1628 | Kapal Han. Hilang di dekat Batavia. |
1630 | Kapal Ootstzanen. Meledak dekat Jambi. |
1632 | Nijmegen, Dutch East Indiaman, hilang dekat Batavia dalam perjalanan pulang pada bulan Agustus. Diperkirakan kapal membawa muatan porselen Asia. |
Muatan kapal tersebut bermacam-macam jenis. Banyak muatannya yang hancur, seperti sutera murni Cina, teh dari Cina, opium dari Bengal (Bangladesh), bahan katun dari Amerika dan Cina, rempah dari kepulauan Maluku, kulit hewan dari Amerika dan Inggris. Ada pula muatan yang tidak hancur seperti emas, perak, berlian, zamrud, mutiara, batu berharga, porselen, keramik dari Cina dan Jepang.