NYALANYALI.COM, Perjalanan – Menemukan “aroma” Italia di Belgia? Mengapa tidak. Brugge, menjadi jawabannya.
Kota tua yang terletak di Belgia utara ini sangat cantik. Tak hanya memiliki bangunan-bangunan indah, kota dari abad pertengahan ini juga dikelilingi kanal yang bersih dengan angsa-angsanya nan molek. Benar-benar bernuansa Venesia, namun dalam atmosfer yang berbeda.
Tak hanya itu, daerah yang dikenal juga dengan sebutan Ommeland ini sangat cocok juga untuk mereka yang ingin “tetirah” karena suasananya yang begitu tenang.
BACA:
Jalan-jalan ke Kairo (01): The Mother of World
Brugge berjarak 100 km dari Brussel, ibu kota Belgia, dan hanya butuh waktu satu jam mencapainya. Beruntung saya mengunjunginya saat menjelang musim panas. Sehingga udaranya benar-benar bersahabat. Tak perlu repot menumpuk berbagai penghangat tubuh, cukup dengan sepotong jaket di badan sudah terasa hangat.
Suasana romantis langsung terasa saat saya sampai The Markt. Tempat ini benar-benar mampu menghadirkan masa lampau dalam sebuah bingkai yang cantik. Berbagai bangunan megah gaya Roman-Gothic karya para arsitek berabad lalu seakan saling berebut perhatian. Hebatnya, semua tetap terawat, bersih, seolah tak termakan usia.
Di tengah alun-alun, terdapat patung Jan Breydel dan Pieter de Coninck, dua tokoh yang berasal dari kota Brugge. Disini biasanya pawa wisatawan berfoto dengan berbagai gaya.
BACA
Jalan-jalan ke Kairo (02): Jelajah Piramida Bertemu Sphinx Lihat Firaun
Tak jauh dari situ, berdiri megah The Belfry Tower atau Belfort . Menara spektakuler setinggi 95 meter ini mulai dibangun pada abad XIII dan baru selesai pada abad XV, memiliki 47 lonceng, dengan 27 nada yang berbeda, dan berat 6,2 ton. Keistimewaan lainnya, jam tertua di Belgia (buatan 1670) terpampang megah pula disni.
Menara ini juga memiliki keunikan lain. Setiap kali pengunjung bisa mendengarkan konser genta dari menara ini yang memperdengarkan lagu-lagu baroque. Ini yang membuat Belfort menjadi daya tarik utama pengunjung. Termasuk saya tentunya.
Menara Belfort
Untuk mencapai puncaknya memang butuh perjuangan. 366 anak tangga bebatuan mengantarkan saya mencapai menaranya. Perjalanan ke puncak yang sempit dan curam, membuat saya harus berhenti beberapa kali untuk istirahat, mengatur napas dan meluruskan kaki yang mulai pegal-pegal.
Terapi semua rasa letih langsung sirna saat melihat pemandangan yang luar biasa. Sejauh mata memandang, terlihat kota Brugge yang cantik dari atas menara. Udara yang terasa lebih dingin dan sedikit berkabut tak menghalangi saya untuk memotret beberapa bagian kota dari menara.
Setelah puas menimkati keindahan kota dari atas menara, obyek wisata yang saya tuju berikutnya adalah Church of Our Lady, gereja dengan menara batu bata tertinggi di dunia (122,3 m).
Gereja yang dibangung pada 1210 ini sangat istimewa. karena terdapat patung pualam Perawan Maria karya Michelangelo didalamnya. Konon, patung ini dibuat untuk katedral di Sienna (Italia), tetapi dua orang pedagang asal Brugge, Jan dan Alexander Moscroen membawanya ke kota ini tahun 1506. Ini menjadi satu-satunya karya sang maestro yang ada di luar Italia.
Patung Pualam Perawan Maria karya Michelangelo
Burg Square adalah tujuan saya berikutnya. Beberapa gedung yang berada di kawasan ini amat menarik karena setiap bangunan mewakili abad yang berbeda, diantaranya Balai Kota tertua di Belgia (Town Hall) bergaya Gotic yang dibangun pada 1376. Selain itu ada Basilika of The Holly Blood, gedung Arsip (Registry) yang bergaya Reneisans dan gedung pengadilan (The Old Court).
Burg Square
Di jantung kota ini terdapat aneka kafe teras. Saya rehat sejenak untuk mengisi perut. Saya memilih salah satu kafe yang tak terlalu ramai pengunjung. Sambil menikmati frites (kentang goreng ukuran jumbo), waffle dan segelas coklat panas, paadangan saya sapukan ke suasana siang yang hangat.
Sejauh mata memandang , facade-façade –bagian depan rumah tradisional— menjadi pemandangan yang luar biasa. Bentuknya yang unik dan berwarna-warni layaknya rumah-rumahan dari permen atau cokelat yang mengandung misteri.
URRY KARTOPATI
Bersambung: Jalan-jalan ke Brugge (02)