JUMAT

Jumu’ah itu berkumpul dan berhimpun. Tafsir Ibnu Katsir mengartikannyapun demikian, saat-saat berkumpul. Al Fara’ menerjemahkan menjadi Jum’at, Jumu’ah dan Jama’ah yang dimaknai saatnya berkumpul.
Inilah Jumat yang tak lagi bisa berkumpul seperti Jumat-Jumat sebelumnya. Jumat yang sepi.

Allah,
Ampuni segala salah, khilaf dan sombong kami.
Maafkan segala nafsu durjana dari diri kami.
Ampuni kelalaian kami, yang gembira berseteru setiap hari, tak mau saling bersekutu lagi.
Maafkanlah kami, yang tak pernah bersyukur atas nikmatmu setiap saat, dalam nafas kami, dalam hidup kami.

Allah,
Betapa besar gajah kau ciptakan
Betapa garang harimau kau hidupkan
Betapa kuat Belit ular sanca kau hadirkan
Angkuh dan liciknya kami menjalani hidup yang kau titip kan seolah hidup beribu tahun lamanya

Hari-hari ini,
Bukan kepada yang besar, kuat dan menakutkan kami runtuh.
Hanya sejentik virus saja, tak berdayanya kami, sungguh
Hanya dengan makhluk sangat amat kecil itu kami takluk
Hanya selemparan melompat corona, mengurung diri kami sendiri jadinya, entah sampai berapa lama.

Allah,
Jumat ini begitu sepi, yang seharusnya kami berkumpul bersama mengagungkan asmamu.
Banyak sudah kami alpa. Kun Faya Kun, maka terjadilah kehendakMu.
Angin serasa tak berdesir lagi.

20 Maret 2020
Jumat satu tahun lalu

S. DIAN ANDRYANTO
Penulis buku seri #sayabelajarhidup

Bagikan :

Advertisement