NYALANYALI.COM, Legenda – Sebuah roket dengan kanon silinder berdiameter sembilan kaki dan tinggi 12 kaki ditembakkan menuju bulan. Tiga orang awak ditempatkan di dalam kapsul alumunium tersebut untuk mengendalikan seluruh proses. Roket tersebut ditembakkan keluar orbit bulan untuk kemudian kembali ke bumi setelah mengalami gravitasi nol antara bumi dan bulan.
Penggalan kisah fiksi ilmiah dalam From the Earth to the Moon tersebut memang menarik. Sebagai sebuah karya fiksi ilmiah, buku yang terbit tahun 1865 tersebut sangat digemari pada masa itu. Namun, seiring berjalannya waktu, kisah itu pun mulai dilupakan orang.
Sekitar satu juta orang memenuhi jalan-jalan dan pantai di sekitar Kennedy Space Center, Florida Amerika Serikat. Rabu 16 Juli 1969 itu menjadi hari bersejarah dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Mata dunia seolah tak ingin berkedip menyaksikan peluncuran Apollo 11 menuju bulan.
Tepat pukul 09.32 waktu setempat, peluncuran misi yang diharapkan akan membuka babak baru peradaban manusia itu dimulai. Ketika gemuruh roket Satum V yang menggerakkan kapsul alumunium itu mulai terdengar, dunia menahan napas. Semua mata mengikuti kapsul yang terus bergerak naik.
Saat kapsul yang diawaki tiga orang tersebut telah sampai di batas penglihatan, dunia tersadar. Kisah ini bukan sebuah mimpi. Orang kembali teringat kisah fiksi ilmiah From the Earth to the Moon. Jules Gabriel Verne sang penulis buku tersebut ternyata bukan pengkhayal ngawur. Perjalanan Apollo 11 nyaris sama dengan apa yang dilukiskan penulis asal Prancis tersebut dalam novelnya yang terkenal itu.
BACA:
Mahatma Gandhi Sang Pemersatu
Bersambung: Jules Verne Sang Pengkhayal (02)