Hari Tak Berjarak

Hari itu kita tak berjarak.
Beragam suara beradu membuat pekak.
Bila memanggil perlu sedikit berteriak.
Bila berjalan perlu waspada agar tak tertabrak.

Kita saling bercengkerama.
Kita saling melempar tawa.
Lalu tanpa sengaja, kita saling beradu netra.
Malu-malu, bulan sabit menyembul di muka.

Seiring dengan mengalunnya lagu,
kita saling dekap seakan tak lagi punya waktu.
Erat, juga candu.
Mengumpulkan stok memori sebelum dilanda rindu.

Seiring dengan mengalunnya lagu,
Aroma suka dan duka berpadu.
Rasanya ambigu.

Haruskah kita mengulas senyum paling ranum?
Kalau begitu, hati semua akan ditumbuhi bunga-bunga harum.
Atau haruskah kita menangis dengan raungan paling histeris?
Kalau begitu, hati semua akan dinaungi awan-awan gerimis.

Paling benar bila tak berekspresi.
Aman, tak ada yang berpersepsi.
Walau risiko menerima sorot risi.
Setidaknya tak perlu bingung seperti ini.

ZALIKA SHAFA AZIZAH
Siswi SMP Salman Al Farizi – Cibinong

Bagikan :

Advertisement