NYALANYALI.COM – Kesehatan anak-anak adalah harta yang paling berharga bagi setiap orangtua. Namun, di balik pesona tumbuh kembang yang menyenangkan, ada ancaman serius yang mengintai anak-anak kita – masalah gizi, terutama gizi lebih. Universitas Sumatera Utara (USU) telah menanggapi tantangan ini dengan langkah proaktif yang patut dicontoh.
Pada Jumat, 29 September 2023, Tim Pengabdian Pada Masyarakat USU menyelenggarakan sebuah acara pendidikan kesehatan di Taman Kanak-kanak Khansa, Pasar 1, Jalan Setia Budi, Medan, Jumat, 29 September 2023. Kegiatan edukasi kesehatan ini mencoba mengubah paradigma tentang nutrisi anak-anak.
Dalam kegiatan tersebut, Tim USU menghadirkan tiga dosen berpengalaman, yaitu dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epi, PhD, Dr. Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, dan dr. Yuki Yunanda, MKes. Ketiga narasumber ini melihat bahwa banyak orangtua dan guru PAUD masih belum paham tentang nutrisi yang tepat bagi anak-anak balita.
Dr. Putri Chairani Eyanoer, salah satu inisiator acara ini, menjelaskan bahwa di Indonesia, kita menghadapi dua masalah gizi yang bertentangan. Di satu sisi, ada gizi kurang yang masih menghantui beberapa wilayah, dan di sisi lain, kita menghadapi ancaman gizi lebih, terutama di perkotaan. Data dari Survei Status Gizi Indonesia 2022 menunjukkan, lebih dari 3 persen anak balita di Indonesia mengalami gizi lebih, dengan persentase 2,8 persen berada di Sumatera Utara, dan 1,8 persen di Kota Medan.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam acara ini adalah permainan kartu nutrisi, yang melibatkan ibu-ibu peserta untuk memilih makanan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka dalam satu hari. Hasilnya mengejutkan: semua ibu memilih makanan yang melebihi kebutuhan harian yang dianjurkan. Dr. Putri Chairani Eyanoer dengan tegas menjelaskan bahwa takaran nutrisi dalam makanan jauh lebih penting daripada jumlah makanan yang diberikan.
Dr. Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, yang juga terlibat dalam acara ini, menjelaskan pentingnya pengaturan nutrisi yang seimbang dalam satu hari. Alokasi makanan harus diatur sedemikian rupa sehingga kebutuhan nutrisi harian terpenuhi, dan tidak terlalu banyak mengandung karbohidrat yang dapat mengakibatkan masalah postur tubuh yang tidak sehat pada anak-anak.
Hasil dari acara ini adalah pemahaman yang lebih baik dari para peserta tentang pentingnya nutrisi yang seimbang bagi anak-anak balita. Mereka akhirnya menyadari bahwa selama ini mereka telah salah dalam memberikan asupan makanan kepada anak-anak mereka. Ini adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah gizi lebih di Indonesia.
Acara ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara orangtua dan guru-guru dalam meningkatkan kualitas pemberian makanan pada anak-anak balita. Sekolah dapat menjadi tempat yang efektif untuk belajar tentang gizi yang baik, dan praktik nutrisi yang benar dapat dipantau oleh guru-guru di tingkat PAUD. Acara ditutup dengan foto bersama dan yel-yel “anak sehat, anak pintar,” yang mengingatkan kita semua tentang pentingnya nutrisi dalam perkembangan generasi masa depan.
Pendidikan nutrisi seperti yang dilakukan oleh Tim Pengabdian pada Masyarakat USU adalah langkah penting dalam memerangi masalah gizi lebih di Indonesia. Edukasi ini membuka jalan bagi anak-anak kita untuk tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat, cerdas, dan kuat. Dengan pengetahuan yang tepat tentang nutrisi, kita dapat bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.
DEDY HUTAJULU